Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

GERIMIS MENGUNDANG"

 

"GERIMIS MENGUNDANG"

Karya : Rika Anggraeni

Kelas : 9C


Selubung  awan telah membuta

Menari diatas langit bayangan

Menggantikan simfoni  bersinar kilau...


Burung burung kecil berdesir...

Terbang dengan sayap nya dalam kesunyian

Mencari suaka di tengah bisikan hujan...


Percikan hujan berdansa di kolong awan

Melepaskan dekap dalam peluk anila 

Merendam peliknya semesta...

Ditemani dersik melodi angin

Memandu daksa ku membelai sentuhan dingin...


Deru petir menggelegar memecahkan benalu angan ku

Seolah meruntuhkan nuansa kalbu ku...

Ranting dahan berkelombak diatas tangkai

Mengekang urung dalam hantaran tak terbalas


Curahan hujan..

Dalam helaian hijau

Menghadirkan bayangan di atas butirannya..


Hamparan genteng berbalut basah 

Di balut oleh tarian butiran hujan

Sungguh Anindita dalam setiap rinai nya..


Lapisan lapisan bumi yang dulu  renjana butiran hujan

Kini telah lembab di lumuri gerimis...

Gerimis menari dalam dekap angin

Menghidupkan dunia tampak sejuk


Rumput rumput bersemu

Di atas melodi angin yang bergoyang...

Perhiasan alam tersenyum manis

Dengan paras nya yang gembira...


Sungguh sempurna...

Bagai seni alam yang baru selesai

Setiap tetesannya bagai abhati 

Mengulung asa dalam setiap langkahnya..

D BOOK


Cerpen Bergambar dengan judul D Book
Penulis : Salwa Nur azizah
Kelas : 9D











 

MALAM YANG SENDU

 

MALAM YANG SENDU

Penulis : Naira Hilmiyah

Kelas    : VIII H


*uhuk

*uhuk

" I-ibu.. Ibu batuk darah lagi yah..? 

Ujar seorang anak yang berusia 11 tahun dengan sendu

" I-ibu gak papa kok "

Ujar nya mencoba menenangkan tiara

"Ibu.. Ibu tunggu di sini yah biar tiara belikan ibu obat dulu "

"T-tapi nak.. Kita gak punya uang untuk itu.. Lagian ini juga sudah petang "

"Ibu gak usah khawatir.. Tiara janji akan membawa kan ibu obat.. "

Ujar tiara sambil berlari meninggal sang ibu

... 

"Tante.. Tiara mau pinjam uang buat beli obatnya ibu "

"Ck.. Gak ada enak aja pinjam² hutang kamu aja yang kemaren gak di bayar.. Masa mau pinjam lagi.."

Ujar tante yani dengan sinis

"Tapi tan.. Tiara butuh buat beli obatnya ibu.. Tiara janji bakal bayar semua hutang² tiara "

" Cih.. Udah deh.. Percuma kamu mohon² pada ku.. Aku tetap tidak akan memberikan nya pada mu.. Jadi lebih baik kamu pergi dari sini "

" Tapi tan"

"PERGI..!!!! "

" B - baik tan "

Ujar tiara dengan air mata yang membasahi pipinya.. 

Sesampainya di rumah tiara langsung menemui ibu nya

" Ibu.. Maaf.. Tiara belum bisa beliin obat buat ibu.. "

Ujar Tiara namun hening

" Bu.. Bangun bu.. Bu.. Ibu.. Hiks hiks.. Bu ini tiara bu.. Ibu jangan tinggalin tiara.. Ibu.. "

Ujar tiara sambil menangis histeris karna sang ibu sudah tiada. 

"Ibu.. Maafin tiara gara gara tiara gak bisa beliin ibu obat ibu.. Jadi ninggalin tiara.. Hiks hiks.. Maafin tiara bu.. "

Ujar tiara sambil memeluk jasad sang ibu

TIDAK TERLIHAT NAMUN BISA DI RASAKAN

TIDAK TERLIHAT NAMUN BISA DI RASAKAN

Penulis: Naira Hilmiyah

Kelas   : VIII H

" Eh.. Hana, ini udah azan aku mau ke masjid dulu yah "

"Ck.. Ngapain sih li.. Mending kamu pindah agama aja jadi Kristen.. Karena kalo di Kristen kita cuman beribadah di hari minggu aja "

Ujar Hana

"Eh.. Hana, maaf yah tapi aku sudah nyaman dengan agama yang aku anut.. Aku nyaman sangatlah nyaman "

Ujar ku sambil tersenyum

" Tapi.. Kan Tuhan mu tidak pernah terlihat tidak seperti Tuhan ku.. Dan apa kamu tau gimana wujud Tuhan mu itu ? "

Ujar Hana

" Hana... Walaupun aku tidak mengetahui wujud Tuhan ku.. Tapi aku bisa merasakan kehadirannya "

Ujar ku sambil tersenyum. 

Dan di saat aku dan Hana sedang berbincang tiba tiba Iam datang menghampiriku dan Hana

"Eh.. Maaf bukannya lancang yah tapi tadi aku mendengar kalian sedang berbincang tentang perbedaan agama kalian kan "

Ujar iam

"Eh.. Iya nih.. "

Ujar ku

"Hana.. Apakah kamu pernah mendengar tentang toleransi beragama? 

" Ehm.. pernah.. mengapa? bahkan kita juga di ajar kan di sekolah "

Ujar Hana kebingungan

" Nah.. Kalo begitu kenapa kamu tidak menerapkan sikap toleransi kamu kepada orang lain? 

Ujar Iam

" Ehm.. Karena aku merasa aneh dengan Tuhan/agama yang di anut oleh Lina "

" Aneh? Maksudmu karena Tuhan yang Lina anut tidak terlihat? "

"Em.. Iya "

" Hana... Dengan kamu berbicara seperti itu.. Sama saja kamu seperti sedang menjelek-jelekkan Tuhan mu sendiri.. Bukannya Lina juga sudah menjelaskan pada mu tapi kenapa kamu seperti itu.. "

"Em.. Iya.. Seharusnya aku tidak berkata seperti itu tadi.. Lina maafkan aku yah.. Aku gak bermaksud untuk menghina agama yang kamu anut yaitu agama Islam.."

" Iya.. Gak papa.. Tapi kamu jangan seperti itu lagi yah "

" Nah.. Gitu dong kita itu hidup di dalam lingkungan yang penuh dengan rasa toleransi.. Dan kita harus ingat semua agama yang di dunia ini baik gak ada yang buruk jadi kita tidak seharusnya saling menghina agama yang orang lain anut "

 Ujar Iam

"  Nah yang iam katakan benar Karna di sini kita ini adalah sebagai penerus bangsa Indonesia.. Kita ini adalah anak bangsa yang penuh dengan semangat dan sikap toleransi baik dalam agama, budaya dan lain sebagainya. 

Ujar aku tersenyum

Rintikan Hujan di Siang Hari



Rintikan Hujan di Siang Hari

Karya : Delfan

Kelas : 9C


Di saat siang hari yang sangat cerah tiba-tiba menjadi gelap dan meneteskan air hujan yang sangat deras 

Akan ku penuhi jiwaku

Rintiknya air mataku ini terus mengalir

Disana aku melihat jendela dan aku merasa di peluk oleh kesunyian kehidupanku. 


Rintik hujan... 

Mengapa kau selalu datang bersamaan dengan air mataku

Kehidupanku sedang pilu, kau buat menjadi sangat pilu

Aku tak kuat menahan semua ini

 

Tolong... Tolong... Hentikan tetesan air mataku ini 

Tolong... Tolong... Buat aku tersenyum dalam syahdu ini

Tak bisa... Tak bisa... Berkata lagi


Rintik hujan selalu menemaniku di saat aku sedang mendekap erat dalam kesuyian

Terkadang aku harus terus bangkit beberapa langkah lagi untuk melewati rintangan-rintangan ini 

Cukup sudah aku hanya ingin tersenyum lebih lama lagi


Tolong... Tolong... Kabulkan doaku ya Tuhan. 

Aku enggak bisa mengahadapi cobaan ini 

Tolong... Tolong... Kuatkan aku untuk bisa menghadapi masalah ini. 


Rasanya aku ingin pergi ke sesuatu tempat yang jauh dari sini. 

Tetapi... Tetapi aku tidak bisa karena aku harus berjuang melewati masalah-masalah ini. 

Rintik hujan terima kasih kau sudah menemaniku di saat aku sedih dan di saat aku senang 

Engkaulah saksi di kehidupanku.