Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

SAHABAT BAIKKU


 SAHABAT BAIKKU 

Penulis    : Delfan

Kelas       : 9c


Saat ini  berada dikelas 9 SMP , setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku, rizal, Denis, dan Rafael . Kami berempat sudah berteman sejak kelas 8 ada juga semenjak kls 7 dan baru berteman. 

Suatu hari kami bermain bersama disekolah. Jalan jalan mengelilingi sekolah. Dan kami semua berjanji bahwa kami tidak akan saling menghianati satu sama lain. 

Kami juga membuat surat perjanjian persahabatan kami ber 4 . Kami semua menyobekan buku dan menulis sesuatu tentang kebersamaan kami. Terus kami memasukkan kedalam sebuah kotak segi empat lalu mengubur nya didekat rumah ku yang ada pohon besar. Tapi kami berjanji akan membuka  kotak itu saat kami lulus SMP. 

Beberapa bulan kemudian.

Hari yang kita ber4 tunggu -tunggu selama beberapa bulan dan akhir kami semua sudah di bagi kelulusan . 

Keesokan nya  kami berencana untuk merayakan kelulusan kami dengan makan di cafe /restoran.

Disitu kami berkumpul dan merayakan kelulusan kita ber4 di kafe/restoran.makan bersama sambil bercerita tentang kedepannya. 

Disitu rizal berbicara kepada kami semua. Dia berkata:

"Kalian ingat engga kita kan sebelum kelulusan kita kan menulis surat dan di simpan di sebuah kotak di depan rumah kamu sat? ", kata rizal. 

" Ouh, iya aku lupa besok kalian kerumahku yah kita buka sama sama kotaknya, nanti aku jemput deh pakai mobil ku", kata aku. 

"Iya , InsyaAllah kita datang ",kata mereka semua. 

Setelah berbincang bincang bersama kami pun pulang. 

Keesokan harinya telah tiba aku siap siap untuk menjemput mereka semua untuk membuka kotak yang didalamnya ada tulisan yang kami buat . Satu persatu aku menjemput mereka dan akhirnya mereka sudah ada bersama ku dan kami menuju ke rumahku kembali. Tetapi  rafael berkata:

" Perasaan aku tidak enak sat ", kata dengan perasaan cemas. 

" Udahlah rafael tidak akan ada apa-apa kok jangan cemas. Kata Denis sambil mengusap punggung rafael. 

"Tapi, perasaan ku enggak enak banget. Pelan pelan yah sat ", kata rafael sambil bingung.

" Iya, tenang aja aku akan pelan - pelan kok ", kata aku. 

Tidak lama setelah aku berbincang bersama mereka. Hal sesuatu terjadi. 

Rem mobil yang kami naiki blong dan tidak bisa berhenti dan didepan ada jurang. 

Aaaaaaaaa 

Bruuuuk. Mobil kami semua masuk ke jurang .Disitu aku tidak sadar sama sekali. 

Akhirnya aku perlahan lahan membuka mataku dan aku melihat sekelilingku dan aku ternyata sudah ada di rumah sakit. Aku bertanya kepada suster. 

" Sus, bagaimana dengan teman teman ku ", kata aku dengan expresi sedih. 

Suster itu menjawab dengan expresi sedih dan suara lemas. 

" Maaf, teman temanmu tidak bisa kami tolong ", kata suster itu.

Setelah mendengar perkataan suster itu aku terus menangis karena kami tidak bisa membuka kotak yang didalam nya ada tulus kami. 

Beberapa hari kemudian. 

Akhirnya aku sudah sembuh dan aku bersiap siap untuk ke permakaman mereka. Dan akhirnya aku telah tiba di permakaman mereka. 

" Mengapa, kalian semua meninggal kan aku kita kan belum membuka kotak itu ", kata batin ku. 

Setelah lama di permakaman mereka aku berencana untuk membuka kotak itu. Aku segera pulang. 

Beberapa jam kemudian. 

Akhirnya aku tiba dirumah dan segera menuju pohon besar yang dekat dirumah itu aku berlari membawa sambil membawa peralatan untuk menggali kotak itu. Dan aku sudah sampai kotak itu. Dan aku segera menggali tanah untuk mengambil kotak itu dan akhirnya ketemu juga. Dan aku segera membukanya dan membaca semua yang ada di kotak itu. Dan aku membacanya sambil menangis karena isi tulisan yang mereka buat sangat sangat membuatku sedih. 

Aku sangat berharap berteman sampai kami tua. Tetapi, semua itu sudah menjadi angan -angan . Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.

Bintang di atas itu Ayahku


 Bintang di atas itu Ayahku

Karya    : Naira Hilmiyah
Kelas     : 8H

Kunci Kesenduan Sang Gadis

 


Kunci Kesenduan Sang Gadis

Penulis : Naira Hilmiyah

Kelas    : 8H

" Heh babu.. Beresin ini semua atau nggak ada jatah makan untuk mu harii ini "

Ujar ibu tiri ku

" Baik bu.. "

"Eh bu.. Bu... Apaan bu.. Lu itu harus panggil gw nyonyah "

Ujar ibu tiri ku sambil menerjang kaki ku

"B-baik nyonyah "

Ujar ku terbata sambil menahan rasa sakit di kaki ku

Dia adalah ibu tiri ku.. Semenjak ibu meninggal ayah menikah lagi dengan seorang janda beranak 1..

Namun ibu sambung ku tidak memperlakukan ku dengan baik melainkan seperti seorang babu namun saat berhadapan dengan ayah ku ibu tiri ku berubah menjadi malaikat tanpa sayap

" Heh babu... Cepet lu pasangin sepatu gw, gw udah telat "

Ujar adik sambung ku

" Tapi anna... Aku juga udah telat "

Ujar ku

" Oh.. Jadi lu udah berani sama gw hah.. Jadi ku gak mau nih pasangin sepatu gw hah "

Ujar anna sambil mendorong ku

" Bukan.. Begitu.. Em.. Baik lah biar aku pasangkan "

" Nah gitu dong dari tadi.. Dasar babu "

Di sekolah

" Elsa.. Kita ke kantin yuk aku lapar nih "

Ujar sahabat ku yang bernama nina

" Maaf nin.. Aku gak ke kantin yah.. "

" Kenapa.. Apa kamu gak di kasih uang lagi? 

Ujar nina dan aku hanya mengangguk

" Yaudah gak papa pake uang ku aja yah "

" Nggak nina aku antar saja yah.. "

" Elsa.. Kenapa sih kamu bisa nyembunyiin masalah mu dengan begitu rapat.. Bahkan aku sampai mengira diri mu sangat lah di manja dan di sayang... Aku sangat bangga dengan diri mu.. Meskipun banyak masalah yang kau hadapi tapi diri mu terus tersenyum tanpa menunjukkan sisi kesenduan mu "

Ujar nina

" Haha... Nina, Nina.. Kamu ini ada ada aja.. Sudah ku kata kan pada mu.. Kesedihan bukan hal yang baik.. Tapi dengan senyuman kita akan merasa jauh lebih baik.. Bukan kah begitu "

Ujar ku dengan senyuman khas ku

" Kau benar Elsa.. Kesedihan bukan hal yang baik... Aku yakin suatu saat nanti kamu akan menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.. Dan semoga ayah mu segera sadar atas perlakukan ibu tiri mu pada mu , el "

" Em.. Semoga saja... Yaudah ayok ke kantin katanya lapar.. Tuh liat perut mu udah demo minta makan , hahah "

Ujar ku dan Nina pun tertawa terbahak bahak

Senja Yang Sendu

 


Senja Yang Sendu

By : Naira Hilmiyah

Kelas : 8H


"Ayah.. Liat deh matahari di sana.. Terlihat sangat indah.. Seperti Rachel memandang ayah. 

Ayah, ayah harus janji sama Rachel kalo ayah bakal sembuh dari penyakit kanker yang ayah derita "

Ujar Rachel sambil menggemgam.. Tangan sang ayah


" Rachel.. Kalo misalnya ayah pergi.. Rachel jangan sedih yah.. Ayah janji akan selalu ngawasin Rachel walau dari jauh.. "


"Ayah.. Ayah jangan ngomong kayak gitu.. Rachel yakin ayah pasti sembuh.. "


" Rachel.. Kalo takdir berkata lain.. Maka relakan ayah pergi untuk memenui ibu di atas sana.. Ayah yakin kalo Rachel itu anak yang kuat dan hebat.. Rachel janji yah sama ayah "


Ujar sang ayah sambil memeluk erat sang anak.. 


"Iya ayah.. Rachel janji akan menjadi anak yang kuat "


"Terima kasih nak "


Ujar sang ayah tanpa melepaskan pelukan nya... 


Tak lama pelukan erat itu melonggar.. 



" Ayah.. Ayah tidur yah.. "


Ujar Rachel sambil menggoyangkan sang ayah 



"Ayah.. Ayah bangun.. Ini Rachel... Ayah.. Bangun.. Hiks hiks "


Rachel berusaha untuk membangun kan sang ayah namun takdir berkata lain.. 


Kini sang ayah sudah meninggalkan sang ayah bersama dengan tergelamnya matahari di sana

Senja Yang Sendu