PENANTIAN DIUJUNG SENJA
Karya : Naila
Kelas : 9D
Entah sudah berapa jam aku duduk di tepi pantai seperti ini. Menanti seseorang bersama senja yang setia menemani. Langit yang semula biru cerah kini berubah menjadi keemasan. Saat itu, hatiku benar-benar terasa gundah. Sebab, sampai detik ini yang dinanti belum juga memperlihatkan diri.
Tak lama dari itu, ada seseorang yang memanggilku dari belakang. Suara seorang pria yang kurasa sudah tidak asing lagi bagi telingaku.
“Azalea...,” ujar lelaki itu.
“Akhirnya, kamu datang juga Altha!” Ucapku.
Tapi setelah ku ingat, itu bukanlah suara Altharel. Aku langsung saja membalikkan tubuhku, dan menatap laki-laki yang kini berada di hadapanku.
“Kamu menunggu Altharel ya?” Laki-laki itu kembali bersuara. Tiba-tiba saja rasa kecewa mulai menyelinap masuk kedalam dada, saat mengetahui dia adalah Alvaro, bukan Altharel.
“Mau apa kamu?” Aku balik bertanya.
“Aku hanya ingin memberitahumu, sebaiknya kamu lupakan Altharel.”
“Why?”
“Dia tidak baik untukmu, lea.”
“Darimana kamu tahu dia tidak baik untukku? Dan apa urusannya denganmu?”
“Karena aku mencintaimu Azalea. Aku tidak mau kamu tersakiti oleh Altharel.”
“Sudah cukup Varo! I don’t love you. Sekarang mending kamu pergi saja dari sini!”
Dengan senyuman yang kian memudar layaknya matahari yang meredup, Alvaro pergi dengan lirih selamat tinggal.
Sedangkan aku, kembali menatap senja yang perlahan hilang ditelan malam. Tapi Altharel belum juga hadir, padahal senja yang sedari tadi menemani kini sudah hampir menghilang.
“Sejak kapan kamu disini lea?” Ujar laki-laki yang tiba-tiba saja hadir.
“Sudah ku bilang pergi Varo!” jawabku.
“Varo? Aku Altharel.”
Seketika aku membalikkan badanku, dan ternyata benar, dia Altharel! Aku segera saja memeluknya dengan erat, namun ia tak membalas pelukanku. Aku merasa biasa saja, tak senang juga tak sedih. Bukankah seharusnya aku bahagia? Penantianku yang cukup lama akhirnya terbayarkan oleh kehadirannya.
“Kenapa kamu menungguku disini?” Altharel kembali bersuara.
Aku melepaskan pelukannya. “Karena ini hari ulang tahunku. Tahun kemarin kamu memberiku kejutan disini, untuk itu sekarang aku kesini, aku berharap kamu kembali hadir dan memberi kejutan yang sama,” jawabku antusias.
Namun Altharel masih terlihat biasa saja. Tapi tetap saja, wajahnya masih terlihat menenangkan meski tak ada eskpresi apapun. “Maaf Azalea, kedatanganku kemari tidak seperti harapanmu.” Altharel mengalihkan pandangannya.
“Aku kemari hanya ingin mengatakan bahwa mulai sekarang, kita selesai,” lanjutnya.
Kalimat terakhirnya berhasil melemahkan seluruh tenaga yang ada di dalam tubuhku. Ia berhasil menghancurkan cintaku dalam sekejap. “T-tapi kenapa?” ucapku terbata-bata.
“Sayang, kenapa lama sekali?” ucap perempuan yang secara tiba-tiba hadir diantara kita berdua. Ia menggandeng tangan Altharel seperti sudah kenal dekat.
“Dialah alasannya lea. Hubungan kita tidak akan bisa bertahan lama sebab keegoisan kamu. Dan dia, hadir dengan memberikan perhatian yang selama ini aku butuhkan. Dia berhasil membuatku jatuh cinta. Maafkan aku, Azalea.” Altharel menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
Lagi-lagi ia berhasil membuatku hancur sehancur-hancurnya. Selama ini, aku berusaha untuk menahan rasa rinduku sendirian tanpa melibatkan orang lain. Namun mengapa ini yang aku dapatkan? Laki -laki yang selama ini kupercaya malah mengkhianati kepercayaanku.
Langit semakin gelap, begitupun hatiku. Aku berlalu begitu saja dihadapan mereka, meskipun aku berharap Altharel menarik tanganku dan menahan kepergianku, namun itu tidak terjadi. Ia terlihat baik-baik saja, bahkan terlihat sangat bahagia dengan kekasih barunya.
-selesai-