Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

Antara Ombak Dan Rindu

 Antara Ombak Dan Rindu 

Karya : Naira Hilmiyah 9G

" Ziroo!! Rina, benar-benar merindukanmu, rindu akan senyuman manismu dan rindu akan lelucon hangatmu,"

ucapku sambil menatap ombak yang berhamburan. Sungguh rindu ini benar-benar terasa berat.

" Ombak ini benar-benar mengingatkanku padamu, Ziro."

Aku pun menundukkan kepalaku di iringi dengan air mata yang terus menetes membasahi pipiku.

"Hai, gadis manis!! Apa yang sedang  kamu lakukan di sini?"

tanya seorang pria, yang wajahnya begitu mirip dengan sahabatku, Ziro.

"Z-ziro!! Kamu Ziro kan?"

Pria itu mengerutkan dahinya.

"Apa yang kamu katakan gadis manis? Namaku Vino, bukan Ziro."

"T-tapi wajahmu mengingatkanku dengan sahabat kecilku, Ziro."

"Begitupun denganku,"

jawabnya. Aku pun mengerutkan dahiku.

" Ya, wajahmu mengingatkanku dengan kekasihku, Meisya. Dia juga sama seperti mu, sama-sama pecinta ombak. Namun sayangnya dia sudah kembali ke sang maha pencipta. Tanpa membawa diriku, bahkan dengan teganya ia ikut membawa cinta dan kebahagiaanku bersamanya."

"V-vin.."

" Kamu benar, gadis manis. Ombak ini benar-benar mengingatkanku padanya. Gadis Pecinta ombak yang sampai saat ini masih aku rindukan."

" Btw, sesayang itu yah kamu sama Ziro? Sudah berapa lama dia tidak bersamamu?"

Sambung Vino.

" Satu tahun. Semenjak ia tenggelam terbawa ombak,"

jawabku sambil menahan air mataku.

" Sungguh beruntung nasibmu, Ziroo!!"

"Beruntung? Apa yang beruntung? Nasibnya sungguh malang, Vino!!"

" Aku tau!! Setidaknya dia beruntung karna telah di cintai orang perempuan hebat sepertimu. Yang bahkan aku sendiripun tak pernah merasakan rasa cinta yang sebesar ini dari seorang perempuan."

" Kamu benar, vino. Ziro adalah cinta keduaku setelah papahku. Dan aku benar-benar mencintainya. Walaupun aku dengannya hanya sebatas sahabat. Dan hanya dengan ombak ini lah aku bisa merasakan kehadirannya dalam hidupku lagi."

Bisikan Angin

 Bisikan Angin 

By : Naira Hilmiyah 9G 


Rindu yang terasa sukar

memenuhi seluruh hatiku.

Kasih sayang yang sangat aku

idamkan, kini tak lagi aku rasakan.


Angin...

Sampaikanlah rindu ini padanya,

sampaikanlah ucapan terima kasih 

padanya dan sampaikanlah doa 

terbaik ini padanya.


Angin...

Ingin sekali aku merasakan 

Pelukan hangat itu lagi.

Angin...

Bawalah aku padanya,

bisikan padanya, jika putri kecilnya

ini sangat merindukannya.


Angin...

Bisikan juga padanya bahwa

putri kecilnya ini benar-benar 

merindukan nya, rindu akan 

kasih sayangnya dan rindu akan

pelukan hangatnya.

Manipulasi Sang Juragan

 Manipulasi Sang Juragan 


By Naira Hilmiyah 9G


Di sebuah perkebunan kelapa sawit yang sangat luas, terdapat tiga buruh yang bekerja di sana.

Dan saat ini adalah hari di mana  mereka mendapatkan gajih dari juragan kelapa sawit.

Asep  : "bang, ini kan udh waktunya kita gajian, gimana kalo kita minta ke juragan sekarang?"

Rio & Rama  : "iya hayu."

(Datang menghampiri juragan nunu. )

Rama: "juragan, kita mau minta gaji kita bulan ini."

Rio :"iya juragan kita butuh buat makan."

Asep :"saya juga butuh banget juragan buat biaya pengobatan ibu saya."

Juragan nunu  : "HAHAHAH!!! apa gaji? Kerja dulu yang bener!!" 

Rio :"tapi juragan udah 3 bulan gaji kita gak di bayar"

Juragan : "kenapa gak suka? kalo nggak silahkan pergi!!"

(Sambil berlalu.)

Irazan:" aduh gimana ini!! mana beras di rumah abis, listrik abis, semua abis!!" 

(Meremas topi kain milik nya.)

Tak lama datang lah seorang penjual jamu yang bernama mbok asri.

Mbak asri : jamu.... Jamunya bapa ibu.."

 Mbok asri        : bapa bapa,mau beli jamu nya

Asep : "boro boro mau beli jamu mbak,buat makan aja gak bisa."

Mbak asri :"lah kok bisa?"

Rama :"itu tuh si juragan gak bayar gaji kami udah 3 bulan"

Istri juragan ( Ratna ): "eh eh eh apa apaan ini? ngapain ngomongin suami saya hah!!!"

Rio :" aduh maaf Bu juragan."

Istri juragan :" udah udah sana kalian kerja!!! malah enak enakan di sini."

(Semua kembali bekerja)

Mbok asri : "Bu juragan, ibu gak kasihan sama mereka, seharusnya ibu bayar dong gaji mereka kasih keluarga nya."

Istri juragan: "ya terserah saya dong!!!"

Mbok asri  : "dasar sinting!!!"

Tina  :" eh mbak, beli jamu nya dong."

Wawa  :"saya juga."

Mbok asri :" siap Bu."

Wawa  : "ini lagi ngapain kok kayak nya lagi ribut?"

Mbok asri : "itu tuh si Ratna  istri nya si juragan, malah ngebela suaminya yang salah."

Tina : "emang kenapa Bu?"

Mbok asri  : "itu loh masa karyawan nya gak di gajih selama 3 bulan, kan kasihan mana di sini kita pada susah."

Tina : "wah parah sih ini, gimana kalo kita kerjain?"

Wawa :"jangan main main kamu Tina!!! juragan ini orang paling berkuasa di kampung kita!!"

Tina:" diem deh,udah ngikut aja!!"

(Tina  membisikan rencana nya kepada mbok asri dan Wawa.)

Mbok asri :"oh siap lah, gas aja!!"

Kini di malam hari yang sunyi, juragan nunu  dan istrinya tengah melihat lihat kebun kepala sawit milik nya yang akan di jual keeskoan hari nya.

Juragan: "wah!!!Kelapa sawit kita makin banyak yah,barokah ini."

Istri juragan:" jelas lah!!!Orang kita pake ilmu hitam."

Juragan: "eh,jangan kenceng kenceng Bu,nanti ada yang dengar."

Istri juragan:"eh iya siap siap."

(Sambil mengecilkan suara nya.)

Tiba tiba

Gurusuk

Gurusuk

Hihihi hihi.......

Berikan gaji kami......hihihi......

Berikan gaji kami..... Hihihi.....

Guk guk guk......

Auuuuu.....

Kukurukuk.....

Istri juragan:" mas ini suara siapa mas,ibu takut!!."

Juragan :"sama bapa juga takut Bu"

Brug

Suara ranting pohon jatuh.

Istri juragan:" aaahhh!!! tolong!!!"

Juragan : "diem Bu,jangan bikin bapa panik!!"

Tiba tiba...

Suara ranting jatuh dan suara kuntilanak kembali terdengar namun ini jauh lebih keras yang membuat juragan dan istrinya berteriak ke takutan.

Berikan gaji kami hihi....

Berikan...

Hihihi...

Juragan : "ampun, ampun, iya iya aku kasih gaji kalian,tapi tolong berhenti."

(Sambil. Memejamkan mata ketakutan.)

Tak lama 6 orang datang dengan senyuman mengejek nya, 

Siapa lagi jika buka mbok asri , Wawa, Tina ,Asep, Rio dan Rama.

Mbok asri :"hahah emng enak,udah cepat kasih gaji para warga atau kalian akan tau akibatnya."

Juragan : "i-iya iya."

(Sambil mengeluarkan segepok uang dan membagikan nya kepada Asep, Rio dan Rama.)

Rama: "nah gitu dong juragan ,jangan di tunda tunda Mulu."

Tina :"awas aja ,kalo juragan kayak gitu lagi,kami semua gak akan ampunin juragan."

Juragan: "iya iya maaf"

(Sambil menundukan kepala nya.)


Tamat.

Luka yang Terpendam

 Luka yang Terpendam 

Karya    : Anisya Rahmadani
Kelas    : 8H   

    siang berganti dengan malam yang gelap gulita. Disaat aku ingin menutupkan mata untuk istirahat sejenak. Entah kenapa, bayang-bayang di masa lalu itu, sering kali terus menghantui diriku.

   Aku tak sanggup untuk menceritakan itu semua. Maka dari itu, aku hanya bisa memendam semuanya. Karena, aku mengerti tidak semua orang harus tahu akan kisah dari hidup kita. Bukan karena aku sudah tidak mempercayai orang terdekatku. Namun, jika aku membicarakan itu semua. Rasanya sudah tidak ada tenaga lagi.

   Hari demi hari telah aku lewati. Banyak orang yang menanyakan, mengapa aku bisa menjadi seperti ini? Namun, biarlah cukup aku yang mengetahui itu semua. Izinkan aku menyembuhkan luka ku terlebih dahulu, dan beri waktu untuk mengobatinya.

Gadis Pecinta Hujan

 Gadis Pecinta Hujan

By : Naira Hilmiyah 9G 

"Siapa gadis cantik itu?"

Monolog seorang pria tampan yang bernama, Alfaro.

Pria itu terus menatap gadis cantik yang tengah menari-nari di tengah hujan deras, di sebuah taman pada sore hari.

"Hai!! Bolehkah aku berkenalan denganmu?"

Lydra tersentak kaget, saat Alfaro mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan lydra, gadis yang tengah menari-nari di bawah hujan yang deras.

"A-apa maksudmu?"

"Eum, maafkan aku karna sudah mengganggu dirimu yang tengah menari-nari disini"

"No problem "

"Btw, perkenalan nama aku Alfaro, kamu?"

"Lydra, lebih baik kita duduk di bangku yang ada di sana "

Ujar lydra. Yang pada akhirnya mereka berdua duduk di sebuah kursi yang ada di taman.

"Kalo boleh tau, kenapa kamu menari-nari di bawah hujan deras seperti ini sendirian?"

Lydra mengerutkan keningnya.

"Lantas, apa yang kamu lakukan saat ini?"

"Aku sengaja hujan - hujanan seperti ini demi bertemu dengan mu"

Lydra menundukkan kepalanya. Tak terasa air matanya menetes dengan sendirinya.

"Hey!!! Mengapa kamu menangis?"

"Aku ga papa, aku menari - nari seperti ini, karena , aku sangat mencintai hujan, bisa di bilang aku adalah gadis Pecinta hujan. Dengan adanya hujan yang deras seperti ini aku bisa melampiaskan semua emosiku. Selain itu aku juga bisa menghilangkan beban yang ada di dalam pikiranku ini. Walau hanya sekejap."

" Lydra,kamu benar-benar gadis yang tangguh! Aku salut padamu,kamu benar kamu adalah gadis Pecinta hujan yang begitu manis. Semangat terus yah lydra, ada aku di sini yang siap mendengarkan semua keluh kesahmu, bersabar lah lydra ingat lah satu hal jika sudah ada badai maka akan terbitlah  pelangi ."