Bloody Hair
Karya: Naira
Aku adalah geliya, seorang gadis yang mengidap kelainan pada rambut. Sehingga rambutku tidak pernah tumbuh, dengan kata lain "botak". Setiap hari aku selalu menjadi bahan bullyan dari semua teman-temanku yang ada di sekolah.
"Heh, botak!!! Abis dari mana aja lo?"
ujar vior sambil membenturkan kepalaku.
"Aww,"
aku meringis kesakitan, di saat cairan merah mengalir di keningku.
"Sekarang lo, kerjain semua tugas gue!!"
titahnya sambil melemparkan buku miliknya beserta buku teman-teman.
Diam-diam aku mengempalkan kedua tanganku di bawah meja. Dendam ini benar-benar membuatku semakin gila!!.
"D-dunia ini belum adil jika kamu belum merasakan apa yang aku rasakan, viora."
Pada suatu hari. Sekolahku di hebohkan dengan kasus hilangan vior secara tiba-tiba. Para polisi yang terus menerus memeriksa semua penjuru sekolah untuk mencari jejak hilangnya vior.
Disaat semua orang tengah berada dalam suasana yang begitu meresahkan. Seorang pria datang menghampiriku dan membawaku ke ruangan yang begitu sepi dan gelap
"Siapa kamu!! Dan apa tujuanmu membawaku ke sini?"
ujarku sambil melepaskan genggaman tanganku darinya.
"Haha, geliya geliya. Kamu pikir aku ga tau atas apa yang kamu lakukan?" Gelak tawa pria itu memenuhi ruangan tersebut.
"a-apa maksud kamu hah!!!"
Secara tiba-tiba pria itu menarik penutup kepalaku.
"APA YANG KAMU LAKUKAN PRIA GILA!!!"
teriakku saat penutup kepalaku terlepas.
"Gila? Kamu bilang aku gila? KAMU YANG GILA GELIYA!!!"
plakkk.
Pria itu menampar pipi kananku.
"KAMU, KENAPA KAMU LEGA MELENYAPKAN ADIKKU VIOR? Dan bahkan, k-kamu, kamu mengambil rambut beserta kulit kepalanya."
perlahan-lahan nada suaranya semakin melemah.
"Rambut yang ada di kepalamu itu adalah rambut adikku, viora. benarkan geliya? JAWAB SAYA GELIYA!!!!"
PLAK
"K-kamu pikir aku melakukan semua ini hanya demi rambut jelek ini? NGGA!!! ADIK LO YANG SELALU BULLY GUE!!! ITU ALASAN GUE, KAK!!"
teriakku sambil meremas rambut yang ada di kepalaku.
"Hiks hiks. Adik kamu yang selalu ganggu aku, kak. Aku juga manusia. Aku juga bisa cape kak!! Bukan kemauan aku punya penyakit seperti ini, hiks hiks."
"G-geliya, saya tau adik saya salah. Tapi kenapa harus nyawa yang kamu ambil? Kenapa geliya?"
"Argh!!!!"
Dor
Dor
Dor
Tiga peluru berhasil tertancap di tubuh pria itu.
Ya, aku telah melenyapkannya.
"Jika aku tidak berhak bahagia, maka kalian semua juga tidak berhak bahagia!!! Selamat bertemu adik kesayanganmu Elzio."
0 Komentar:
Posting Komentar