Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

KITA DAN SENJA DI KALA ITU

 

KITA DAN SENJA DI KALA ITU

Karya : Rika Anggraeni
Kelas  : 9C

Rona jingga membuai dilangit sore

Di iringi alunan angin yang lembut

Membuat ku termenung akan suatu hal

Dahulu kita dan senja bagai ikatan sejati

Selalu merangkai cerita yang indah...


Tapi kini...

Kau bagai cahaya malam

Yang redup hanya tuk menyimpan luka 

Aku terbuai dengan janji manis mu

Yang seakan akan mengikat diriku


Katanya...

Kau akan menjadi gemerlap 

Saat ku di rundung masalah

Tapi kinii kau bagai langit senja 

Hilang begitu cepat dengan seribu alasan


Senja tak lagi menarik

Tanpa hadirmu 

Senja tak lagi spesial bagiku

Saat kau hilang di samping ku...


Terkadang

Aku rindu masa kita dan senja

Yang membuat puingan kenangan

Tapi kini hanya menjadi sejuta cerita dalam hidupku


Matahari terbenam...

Manandakan malam yang sudah tiba...

Kini aku akan pergi dari rajutan cerita antara kita dan senja 

Rintik tangisan ku

Hanya sebagai jejak Antara kita

Pemberian Terakhir Ibuku


 


Pemberian Terakhir Ibuku

Karya     : Naira Hilmiyah

Kelas     : VIII H

Seorang gadis berusia 12 tahun yang bernama indah. Gadis itu berada di tepi danau yang tenang saat malam hari. Gadis itu menatap danau sambil menangis.

" Ibu.. Indah kangen ibu.. Ibu kenapa sih.. ninggalin Indah.. Indah nakal yah bu.. Sampai ibu dan ayah ninggalin Indah..? "

Ujar gadis itu sambil menangis dan terus memanggil sang ibu..

Tak lama setelah Indah menangis.. Datang lah sosok ibu Indah dengan wajah yang penuh dengan senyuman manis.. Sosok itu menghampiri Indah dan memeluknya.

" Indah.. "

" I-ibu.. Ini beneran ibu "

Ujar Indah dan dianggukan

" Ibu... Indah kangen ibu.. Ibu kenapa ninggalin Indah.. Indah nakal yah bu..?

" Nggak sayang Indah gak nakal.. Tapi ini udah takdir Tuhan untuk ibu pergi dari Indah.. Indah yang kuat yah... Ibu yakin indah bisa.. "

Ujar sang ibu dan meninggal sebuah kalung dan pergi

" I-ibu.. Kalung ini "

" Baik lah.. Bu.. Indah janji indah bakal jadi anak yang baik dan kuat demi ibu.. TERIMAKASIH bu "

Hingga beberapa tahun kemudian Indah berhasil mencapai tujuannya... Dan Indah pun kembali

Ke sebuah danau dimana ia terakhir kali nya bertemu dengan sang ibu

" Ibu.. Indah berhasil... Makasih yah.. Bu "

Ujar Indah sambil memegang kalung tersebut dan tiba-tiba kalung tersebut mengeluarkan cahaya yang membuat Indah tersenyum bahagia.

Bintang di Langit itu Ayahku

 

Bintang di Langit itu Ayahku

Karya: Naira Hilmiyah 

Kelas: Vlll H

Seorang wanita berusia 15 tahun yang bernama Ira. Setiap malam ia selalu menatap malam berbintang.. Dan menatapnya dengan sendu.

" Ayah... Ayah.. Bisa dengar suara Ira kan... Ayah Ira kangen... Ira kangen ayah.. Hiks hiks... Di sini gak akan ada lagi yang sayang sama Ira hiks.. Ira mau nyusul ayah ke surga aja... Ira takut... Ibu udah gak sayang lagi sama Ira ayah... Hiks "

Remaja itu terus saja menangis setiap malam menatap malam yang berbintang. Lalu mencurahkan isi hati nya. Ira menganggap bintang di atas itu adalah ayahnya yang sudah meninggal 3 bulan yang lalu dan Ira tinggal bersama ibunya yang sangat membenci Ira padahal Ira adalah anak kandungnya.

" Ayah... Semenjak kepergian ayah.. Ibu jadi benci sama ira yah hiks hiks.. "

Ira pun terus menangis sambil menatap langit . 

Hingga akhirnya Ira meluruskan matanya.. Dan betapa bahagianya Ira saat melihat kehadiran sang ayah. Ira pun langsung memeluk sang ayah dengan erat.

" Ayah... Ira kangen... Ayah jangan ninggalin Ira lagi.. Ira takut... Ibu jahat ayah hiks hiks ibu udah gak sayang Ira hiks "

" Hey.. Ira liat ayah.. Ira gak boleh gitu ibu sayang sama Ira.. Ira yang sabar yah.. Ira gak boleh nangis terus.. Ayah baik baik aja di sana.. Ira jangan nangis yah.. Ayah sayang ira... "

Ujar sang ayah dan tiba tiba menghilang dari pelukan Ira. 

"Hiks hiks... Ira janji ayah... Ira bakal jadi anak yang kuat demi ayah... Ira sayang ayah.. "

Hingga beberapa tahun kemudian ira berhasil menjadi seorang dokter yang cantik dan baik hati.. Dan ibu Ira sudah kembali menyayangi Ira

Hingga suatu malam ira menatap kembali langit yang terdapat bintang di atasnya 

" Ayah... Ira berhasil yah... Ira berhasil.. Hiks hiks... Makasih ayah.. Ira sayang ayah  "

Lalu terlihatlah sosok sang ayah yang melambaikan tangan tersenyum bahagia menatap keberhasilan sang anak tercintanya.. 

Hal inilah yang membuat Ira kembali bersemangat untuk menjalani hari hari nya.

Tanpa hadir nya seorang ayah

Sekedar berlabuh



 Sekedar berlabuh

By: Qiana Nadila Gertine 

kelas : 8H


suara angin pantai dan deburan ombak tak asing lagi bagi Anna Xeviaa Dirgan gadis berusia 15 tahun yang selalu menanti kedatangan ayah nya pulang, Johan Dirgan ayah dari Anna yang bekerja sebagai nelayan. 


"Ayah.. Ayah dimana udah jam segini kok belum pulang ya?" Anna sangat gelisah pasalnya jam segini sang ayah tak kunjung datang, tak lama Anna melihat sebuah perahu dari kumpulan kabut disana, "Ayah, itu pasti ayah" ucap Anna menghampiri perahu kayu yang di dalamnya terdapat johan dan seorang temannya.


"Ayahh.. akuu rinduu ayah" Anna memekik senang lalu memeluk ayah tercintanya, johan tak menyangka putri semata wayang nya menunggu dirinya di waktu fajar seperti ini.

"Anak cantiknya ayah ngapain disini, nak ?" johan mengelus lembut hijab sang anak, "Anna kangen sama ayah, ayah udah dua malem gak dirumah, aku kesepian ayah" Anna munundukan kepala nya, johan yang melihat putri semata wayang nya sangat terpuruk, andai saja istrinya tidak meninggal saat melahirkan Anna, mungkin saat ini istri tercintanya masih bersama nya, Johan sama sekali tidak menyalahkan Anna, justru ia bangga kepada istrinya yang rela mengorbankan nyawanya demi melahirkan bidadari yang luar biasa.


 "Anna, hey liat Ayah" Johan memegang dagu sang anak, Anna mulai mengangkat kepalanya "Anna, maafin Ayah ya nak?, Ayah belum bisa jadi Ayah yang terbaik buat kamu, Ayah belum bisa menjadi sosok Ibu buat kamu, maafin Ayah ya, nak?" Johan tersenyum tanpa sadar air matanya lolos begitu saja, "Ayah itu Ayah terbaik yang Anna temuin, Ayah itu keren, bisa jadi peran Ibu bagi Anna, Anna sayang banget sama Ayah" Anna menghapus air mata sang Ayah, "Ayah udah jangan sedih lagi, ayo kita pulang" Anna menggenggam tangan Johan dengan erat, "Iya putri Ayah, ayo kita pulang" Johan dan Anna pergi menyusuri pantai dan matahari yang tampak malu malu untuk menampakan dirinya.


*keesokannya 


"Ayah udah bangun belum ya ?" Anna menghampiri sang ayah yang sedang tertidur pulas di kamarnya.


tok tok tok

"Ayah ini udah pagi, ayo sarapan bareng Anna" hening tak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar Johan.


Ceklek

Anna membuka pelan pelan pintu kamar tersebut, Anna melihat kondisi Johan yang tergeletak di lantai

"Ayah?! Ayah bangun Ayah.. Ayah.. Ayah bangun.. Anna masih butuh Ayah.. Anna masih butuh sosok Ayah.." Anna tak kuat menahan tangis.


hampa, sunyi, sepi itulah yang Anna rasakan setelah ditinggalkan selama lamanya oleh Ayah tercintanya, tatapan kosong Anna mengarah ke pantai "Ayah.. Ayah ternyata tidak hanya sekedar berlabuh.."

Masa Putih Biru

 



Penulis: Khinara Meira Ayu

Kelas: 9d

Pengurus osis wakil sekretaris

 

Masa Putih Biru

 

Seorang gadis berusia 12 tahun bernama Alaska bertemu dengan cinta pertamanya di bangku kelas 1 SMP yang bernama Argana, mereka bertemu tanpa sengaja, awal mula Alaska menyukai kakak ketua OSIS yang bernama Argana secara diam diam.

Alaska selalu memandangi Argana dengan tatapan penuh kagum dan rasa ingin memilikinya, ia jatuh cinta karena Argana begitu gagah, tampan, dan juga cerdas di bidang akademik maupun non akademik. Pertemuan pertama Alaska dan Argana membuat Alaska jatuh cinta pada pandangan pertama, Alaska setiap harinya mengatakan bahwa "tak mungkin ku memilikinya dan tak mungkin juga ia menyukai ku". ucap Alaska dengan penuh rasa tak percaya diri.

Kemudian hari Alaska memulai komunikasi pertama kalinya dengan kak Argana, namun respon Argana yang begitu cuek dan seakan-akan tidak peduli pada Alaska, tak membuat Alaska menyerah begitu saja, ia melakukan berbagai cara untuk meluluhkan hati Argana.

Waktu demi waktu Alaska berhasil membuat Argana menjadi luluh padanya karena sikap Alaska yang begitu lembut. Argana pun mulai merespon dengan baik Alaska sepenuh hati.. 

Esoknya Alaska pun menutuskan untuk mengutarakan perasaannya yang selama ini ia simpan rapat rapat kepada Argana.

"Ka Argana... aku ingin bicara padamu sebentar saja, apakah boleh?"

ucap Alaska dengan pipi merahnya itu..

"ya boleh saja, silahkan"

ucap Argana dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Sebenarnya aku sudah lama menyimpan rasa ini, namun aku malu ingin mengutarakanya karena seorang aku mungkin tak pantas untuk mu kak, aku sudah lama menyukaimu"

"maaf sudah lancang kak" ucap Alaska dengan penuh rasa cemas dan gelisah.

Lalu Argana pun memegang tangan Alaska dan berkata

"Ka.., aku juga sebenarnya suka padamu, sejak lama.. yang bikin aku sangat tertarik padamu yaitu kamu sangat berbeda dari adik kelas yang lainya, kamu terlihat dewasa, cantik dan tak banyak bicara..

namun aku menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaanku, tetapi sekarang sudah kamu duluan yang bicara padaku.."

"Sekarang... maukah kamu jadi pacarku?"

ucap Argana sambil menahan rasa malu dan cemas

"I-iya aku mau banget kak"

ucap Alaska sambil tersenyum lebar pada argana.

Akhirnya mereka berdua pun saling mengutarakan perasaan yang selama ini mereka simpan rapat rapat..