Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

KEJAMNYA DUNIA DI 2016

 



KEJAMNYA DUNIA DI 2016

Karya : Khinara Meira Ayu

Kelas  : 9D

Tak ada yang lebih adil selain tuhan,dan tak ada yang kuasa selain tuhan..

Hidupku menjadi tak berarah karena melakukan kesalahan yang tak ku perbuat...

Mereka mengatakan aku lah penjahat,aku lah seorang yang keji..

Bagaimanapun tak pernah ku perbuat kesalahan itu dan tak ada alasan mereka memperlakukan ku seperti sampah..


Tuhan.. saya tidak tahu bagaimana mengugkapkan perasaan ini dengan kata kata..

Tak ada bisikan yang mengatakan bahwa setelah kejadian itu akan merubah hidup semua orang 

Semua hal yang tidak kulakukan dibesar kan oleh seluruh masyarakat untuk menyudutkan saya..

Semua tuduhan kejam tertuai yang tidak dimengerti sehingga seseorang percaya bahwa saya penjahat


Aduhai...

Sulit untuk menjelaskan apa yang saya rasakan dalam hal ini saya gelisah,saya putus asa..

Sering saya berfikir adakah satu hal yang dapat saya lakukan di hari itu..

Dan mengubah semuanya..


Aku yakin Tuhan akan mendengar doa orang yang tertindas...

setelah kejadian itu mimpi buruk saya dimulai...

Sejak itu saya dituduh sebagai penjahat lalu polisi tanpa senjata berdatangan untuk menangkap saya..

Tuhan saya yakin Engkau selalu ada di dekatku.

KITA DAN SENJA DI KALA ITU

 

KITA DAN SENJA DI KALA ITU

Karya : Rika Anggraeni
Kelas  : 9C

Rona jingga membuai dilangit sore

Di iringi alunan angin yang lembut

Membuat ku termenung akan suatu hal

Dahulu kita dan senja bagai ikatan sejati

Selalu merangkai cerita yang indah...


Tapi kini...

Kau bagai cahaya malam

Yang redup hanya tuk menyimpan luka 

Aku terbuai dengan janji manis mu

Yang seakan akan mengikat diriku


Katanya...

Kau akan menjadi gemerlap 

Saat ku di rundung masalah

Tapi kinii kau bagai langit senja 

Hilang begitu cepat dengan seribu alasan


Senja tak lagi menarik

Tanpa hadirmu 

Senja tak lagi spesial bagiku

Saat kau hilang di samping ku...


Terkadang

Aku rindu masa kita dan senja

Yang membuat puingan kenangan

Tapi kini hanya menjadi sejuta cerita dalam hidupku


Matahari terbenam...

Manandakan malam yang sudah tiba...

Kini aku akan pergi dari rajutan cerita antara kita dan senja 

Rintik tangisan ku

Hanya sebagai jejak Antara kita

Pemberian Terakhir Ibuku


 


Pemberian Terakhir Ibuku

Karya     : Naira Hilmiyah

Kelas     : VIII H

Seorang gadis berusia 12 tahun yang bernama indah. Gadis itu berada di tepi danau yang tenang saat malam hari. Gadis itu menatap danau sambil menangis.

" Ibu.. Indah kangen ibu.. Ibu kenapa sih.. ninggalin Indah.. Indah nakal yah bu.. Sampai ibu dan ayah ninggalin Indah..? "

Ujar gadis itu sambil menangis dan terus memanggil sang ibu..

Tak lama setelah Indah menangis.. Datang lah sosok ibu Indah dengan wajah yang penuh dengan senyuman manis.. Sosok itu menghampiri Indah dan memeluknya.

" Indah.. "

" I-ibu.. Ini beneran ibu "

Ujar Indah dan dianggukan

" Ibu... Indah kangen ibu.. Ibu kenapa ninggalin Indah.. Indah nakal yah bu..?

" Nggak sayang Indah gak nakal.. Tapi ini udah takdir Tuhan untuk ibu pergi dari Indah.. Indah yang kuat yah... Ibu yakin indah bisa.. "

Ujar sang ibu dan meninggal sebuah kalung dan pergi

" I-ibu.. Kalung ini "

" Baik lah.. Bu.. Indah janji indah bakal jadi anak yang baik dan kuat demi ibu.. TERIMAKASIH bu "

Hingga beberapa tahun kemudian Indah berhasil mencapai tujuannya... Dan Indah pun kembali

Ke sebuah danau dimana ia terakhir kali nya bertemu dengan sang ibu

" Ibu.. Indah berhasil... Makasih yah.. Bu "

Ujar Indah sambil memegang kalung tersebut dan tiba-tiba kalung tersebut mengeluarkan cahaya yang membuat Indah tersenyum bahagia.

Bintang di Langit itu Ayahku

 

Bintang di Langit itu Ayahku

Karya: Naira Hilmiyah 

Kelas: Vlll H

Seorang wanita berusia 15 tahun yang bernama Ira. Setiap malam ia selalu menatap malam berbintang.. Dan menatapnya dengan sendu.

" Ayah... Ayah.. Bisa dengar suara Ira kan... Ayah Ira kangen... Ira kangen ayah.. Hiks hiks... Di sini gak akan ada lagi yang sayang sama Ira hiks.. Ira mau nyusul ayah ke surga aja... Ira takut... Ibu udah gak sayang lagi sama Ira ayah... Hiks "

Remaja itu terus saja menangis setiap malam menatap malam yang berbintang. Lalu mencurahkan isi hati nya. Ira menganggap bintang di atas itu adalah ayahnya yang sudah meninggal 3 bulan yang lalu dan Ira tinggal bersama ibunya yang sangat membenci Ira padahal Ira adalah anak kandungnya.

" Ayah... Semenjak kepergian ayah.. Ibu jadi benci sama ira yah hiks hiks.. "

Ira pun terus menangis sambil menatap langit . 

Hingga akhirnya Ira meluruskan matanya.. Dan betapa bahagianya Ira saat melihat kehadiran sang ayah. Ira pun langsung memeluk sang ayah dengan erat.

" Ayah... Ira kangen... Ayah jangan ninggalin Ira lagi.. Ira takut... Ibu jahat ayah hiks hiks ibu udah gak sayang Ira hiks "

" Hey.. Ira liat ayah.. Ira gak boleh gitu ibu sayang sama Ira.. Ira yang sabar yah.. Ira gak boleh nangis terus.. Ayah baik baik aja di sana.. Ira jangan nangis yah.. Ayah sayang ira... "

Ujar sang ayah dan tiba tiba menghilang dari pelukan Ira. 

"Hiks hiks... Ira janji ayah... Ira bakal jadi anak yang kuat demi ayah... Ira sayang ayah.. "

Hingga beberapa tahun kemudian ira berhasil menjadi seorang dokter yang cantik dan baik hati.. Dan ibu Ira sudah kembali menyayangi Ira

Hingga suatu malam ira menatap kembali langit yang terdapat bintang di atasnya 

" Ayah... Ira berhasil yah... Ira berhasil.. Hiks hiks... Makasih ayah.. Ira sayang ayah  "

Lalu terlihatlah sosok sang ayah yang melambaikan tangan tersenyum bahagia menatap keberhasilan sang anak tercintanya.. 

Hal inilah yang membuat Ira kembali bersemangat untuk menjalani hari hari nya.

Tanpa hadir nya seorang ayah

Sekedar berlabuh



 Sekedar berlabuh

By: Qiana Nadila Gertine 

kelas : 8H


suara angin pantai dan deburan ombak tak asing lagi bagi Anna Xeviaa Dirgan gadis berusia 15 tahun yang selalu menanti kedatangan ayah nya pulang, Johan Dirgan ayah dari Anna yang bekerja sebagai nelayan. 


"Ayah.. Ayah dimana udah jam segini kok belum pulang ya?" Anna sangat gelisah pasalnya jam segini sang ayah tak kunjung datang, tak lama Anna melihat sebuah perahu dari kumpulan kabut disana, "Ayah, itu pasti ayah" ucap Anna menghampiri perahu kayu yang di dalamnya terdapat johan dan seorang temannya.


"Ayahh.. akuu rinduu ayah" Anna memekik senang lalu memeluk ayah tercintanya, johan tak menyangka putri semata wayang nya menunggu dirinya di waktu fajar seperti ini.

"Anak cantiknya ayah ngapain disini, nak ?" johan mengelus lembut hijab sang anak, "Anna kangen sama ayah, ayah udah dua malem gak dirumah, aku kesepian ayah" Anna munundukan kepala nya, johan yang melihat putri semata wayang nya sangat terpuruk, andai saja istrinya tidak meninggal saat melahirkan Anna, mungkin saat ini istri tercintanya masih bersama nya, Johan sama sekali tidak menyalahkan Anna, justru ia bangga kepada istrinya yang rela mengorbankan nyawanya demi melahirkan bidadari yang luar biasa.


 "Anna, hey liat Ayah" Johan memegang dagu sang anak, Anna mulai mengangkat kepalanya "Anna, maafin Ayah ya nak?, Ayah belum bisa jadi Ayah yang terbaik buat kamu, Ayah belum bisa menjadi sosok Ibu buat kamu, maafin Ayah ya, nak?" Johan tersenyum tanpa sadar air matanya lolos begitu saja, "Ayah itu Ayah terbaik yang Anna temuin, Ayah itu keren, bisa jadi peran Ibu bagi Anna, Anna sayang banget sama Ayah" Anna menghapus air mata sang Ayah, "Ayah udah jangan sedih lagi, ayo kita pulang" Anna menggenggam tangan Johan dengan erat, "Iya putri Ayah, ayo kita pulang" Johan dan Anna pergi menyusuri pantai dan matahari yang tampak malu malu untuk menampakan dirinya.


*keesokannya 


"Ayah udah bangun belum ya ?" Anna menghampiri sang ayah yang sedang tertidur pulas di kamarnya.


tok tok tok

"Ayah ini udah pagi, ayo sarapan bareng Anna" hening tak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar Johan.


Ceklek

Anna membuka pelan pelan pintu kamar tersebut, Anna melihat kondisi Johan yang tergeletak di lantai

"Ayah?! Ayah bangun Ayah.. Ayah.. Ayah bangun.. Anna masih butuh Ayah.. Anna masih butuh sosok Ayah.." Anna tak kuat menahan tangis.


hampa, sunyi, sepi itulah yang Anna rasakan setelah ditinggalkan selama lamanya oleh Ayah tercintanya, tatapan kosong Anna mengarah ke pantai "Ayah.. Ayah ternyata tidak hanya sekedar berlabuh.."