Sekedar berlabuh
By: Qiana Nadila Gertine
kelas : 8H
suara angin pantai dan deburan ombak tak asing lagi bagi Anna Xeviaa Dirgan gadis berusia 15 tahun yang selalu menanti kedatangan ayah nya pulang, Johan Dirgan ayah dari Anna yang bekerja sebagai nelayan.
"Ayah.. Ayah dimana udah jam segini kok belum pulang ya?" Anna sangat gelisah pasalnya jam segini sang ayah tak kunjung datang, tak lama Anna melihat sebuah perahu dari kumpulan kabut disana, "Ayah, itu pasti ayah" ucap Anna menghampiri perahu kayu yang di dalamnya terdapat johan dan seorang temannya.
"Ayahh.. akuu rinduu ayah" Anna memekik senang lalu memeluk ayah tercintanya, johan tak menyangka putri semata wayang nya menunggu dirinya di waktu fajar seperti ini.
"Anak cantiknya ayah ngapain disini, nak ?" johan mengelus lembut hijab sang anak, "Anna kangen sama ayah, ayah udah dua malem gak dirumah, aku kesepian ayah" Anna munundukan kepala nya, johan yang melihat putri semata wayang nya sangat terpuruk, andai saja istrinya tidak meninggal saat melahirkan Anna, mungkin saat ini istri tercintanya masih bersama nya, Johan sama sekali tidak menyalahkan Anna, justru ia bangga kepada istrinya yang rela mengorbankan nyawanya demi melahirkan bidadari yang luar biasa.
"Anna, hey liat Ayah" Johan memegang dagu sang anak, Anna mulai mengangkat kepalanya "Anna, maafin Ayah ya nak?, Ayah belum bisa jadi Ayah yang terbaik buat kamu, Ayah belum bisa menjadi sosok Ibu buat kamu, maafin Ayah ya, nak?" Johan tersenyum tanpa sadar air matanya lolos begitu saja, "Ayah itu Ayah terbaik yang Anna temuin, Ayah itu keren, bisa jadi peran Ibu bagi Anna, Anna sayang banget sama Ayah" Anna menghapus air mata sang Ayah, "Ayah udah jangan sedih lagi, ayo kita pulang" Anna menggenggam tangan Johan dengan erat, "Iya putri Ayah, ayo kita pulang" Johan dan Anna pergi menyusuri pantai dan matahari yang tampak malu malu untuk menampakan dirinya.
*keesokannya
"Ayah udah bangun belum ya ?" Anna menghampiri sang ayah yang sedang tertidur pulas di kamarnya.
tok tok tok
"Ayah ini udah pagi, ayo sarapan bareng Anna" hening tak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar Johan.
Ceklek
Anna membuka pelan pelan pintu kamar tersebut, Anna melihat kondisi Johan yang tergeletak di lantai
"Ayah?! Ayah bangun Ayah.. Ayah.. Ayah bangun.. Anna masih butuh Ayah.. Anna masih butuh sosok Ayah.." Anna tak kuat menahan tangis.
hampa, sunyi, sepi itulah yang Anna rasakan setelah ditinggalkan selama lamanya oleh Ayah tercintanya, tatapan kosong Anna mengarah ke pantai "Ayah.. Ayah ternyata tidak hanya sekedar berlabuh.."