Dark Times
Karya : Naira 9g
"Kapan yah Gea bisa jadi seorang pelukis hebat? Kira-kira Gea bisa jadi pelukis ga yah?"
monolog Gea sambil menatap pemandangan lewat kaca kamarnya.
Gadis itu terlihat sangat asik melukis di buku gambarnya. Namun, saat Gea tengah mewarnai lukisannya, ibu Gea datang dan merobek lukisan Gea.
"Gea!!! Sudah berapa kali ibu bilang, jangan pernah melukis!!"
"T-tapi mengapa bu? Melukis adalah cita-cita Gea dari kecil."
"Ga!!! Pokonya kamu harus jadi seorang dokter."
"Tapi Gea ga minat masuk ke jurusan kedokteran. Gea mau jadi seniman hebat bu."
"Gea, kamu ga sayang ibu??"
"Gea sayang ibu!!! Tapi Gea juga mau jadi diri Gea sendiri."
"Jadi kamu mau ibu mati?"
Deg
"Mengapa ibu mengatakan hal konyol seperti itu? Tidak ada kaitannya bu. Pokoknya Gea bakal tetap jadi seorang seniman."
Tanpa mengeluarkan sepatah katapun ibu Gea langsung meninggalkan Gea di kamarnya.
Dari kejadian itu hubungan Gea dengan sang ibu semakin renggang. Bahkan mereka hanya berbicara seperlunya saja. Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Hingga pada suatu hari.
"osen banget. Mm... Kayaknya ngelukis seru nih,"
ujar Gea sambil beranjak dari tempat tidurnya.
"Mm... Gambar apaan yah? Lukis seorang wanita aja ah."
Gea pun mulai membuat sketsa wajah, badan dan lain lain.
Setelah 1 melukis, akhirnya lukisan Gea selesai.
"Woww... Ini lebih indah dari yang Gea bayangkan sebelumnya,"
Sorak Gea dengan gembira. Karna gambarnya telah selesai.
Saat itu juga ibu Gea masuk ke dalam kamar Gea untuk memberikan cemilan.
"Astagfirullah, Gea!! Kenapa kamu lukis wanita itu!!! Buang gambar itu sekarang juga Gea!!!"
Titah ibu Gea dengan ekspresi wajah ketakutan.
"Tapi kenapa bu? Ini lukisan Gea!! Ibu ga berhak nyuruh Gea buat buang gambar ini!!"
"Argh!!!"
Tanpa pikir panjang ibu langsung mengambil lukisan itu dan membuangnya ke tempat sampah.
*
Malam harinya Gea terbangun dari tidurnya karna ia mendengar suara ketukan pintu di kamarnya.
"Siapa?"
Tidak ada sahutan dari luar.
Tok
Tok
"Ck!!! Ibu kalo mau masuk tinggal masuk aja!!"
Namun tetap tidak ada sahutan dari luar. Kini suasana kamar Gea mencekam, di iringi dengan suara wanita yang tengah menangis.
"Hiks, hiks. Sakit, sakit. Hiks hiks"
"Siapa di sana? GEA MOHON DIAM!!"
teriak Gea sambil menutup kedua telinganya menggunakan bantal.
"Hihihi, Gea. Tolong kakak, kakak kesakitan hiks, hiks."
Suara itu benar-benar mengerikan. Kadang tertawa dan kadang menangis. Dan suara itu berlangsung sampai adzan subuh berkumandang.
Kejadian ini terus saja berulang selama 1 Minggu penuh. Namun pada suatu malam. Di saat Gea tengah mengambil satu gelas air minum di kulkas terdengar suara wanita cantik memanggil namanya.
"Gea, apakah kamu tidak ingat pada kakak? A-aku kakak mu Gea. Hihihi. Wanita itu jahat Gea!! Dia tega memisahkan kita. Hiks, hiks. "
Kini wanita itu berbicara di depan mata Gea. Wanita itu cantik sekali. Dan tanpa Gea duga. Wanita itu sama persis seperti apa yang Gea sambar 1 Minggu yang lalu. Wanita itu berambut hitam pajang, dengan kulit putih pucat dan baju berwarna merah. Yang sama persis seperti yang Gea gambar waktu itu.
"Ga!! Kamu bukan kakak Gea!! Gea anak tunggal!!! Dan kamu, kamu adalah wanita yang Gea gambar!! Kenapa kamu bisa hidup??"
Tanpa menjawab pertanyaan Gea, wanita itu menghilang dengan kesenduan yang menghiasi wajahnya.
Keesokan harinya. Gea menceritakan semua kejadian selama kepada ibunya. Ibu Gea benar-benar terkejut dengan apa yang Gea katakan. Hingga pada akhirnya ibu Gea mengakui semua perbuatannya di masa lalu.
"G-gea, wanita itu emang kakak mu. Dulu, saat dirimu belum lahir kedunia ini. Ibu dan kakakmu mengalami sebuah konflik dan tanpa ibu sadar ibu telah membunuh kakak kandungmu. Maafkan ibu. Jika Gea mau melaporkan ibu kepolisi ibu ikhlas. Itu lah mengapa ibu menyuruh mu untuk membuang lukisan…