Mading Digital

NESAMA

CAHAYA DI BALIK BAYANGAN

 CAHAYA DI BALIK BAYANGAN

By : Muhammad Fadhil Nurhikam

Syifa adalah gadis cerdas dengan senyum manis yang selalu

menghiasi wajahnya. Namun, di balik senyum itu, tersimpan

luka mendalam yang hanya ia sendiri yang tahu. Orang tuanya,

yang memiliki standar yang sangat tinggi, selalu menuntut Syifa

untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal. Setiap kali Alya

mendapatkan nilai kurang dari sempurna, hukuman tak

terelakkan menimpanya.

Untungnya, Syifa memiliki sahabat setia bernama Anya. Anya

adalah gadis ceria dengan semangat juang yang tinggi. Ia

selalu ada untuk syifa, baik dalam suka maupun duka. Anya

tahu betul betapa berat beban yang harus dipikul Syifa. Ia

seringkali menghibur Syifa dengan cerita-cerita lucu atau

mengajaknya bermain untuk melupakan sejenak masalahnya.

Suatu hari, Syifa mengikuti lomba menulis tingkat nasional. Ia

sangat berharap bisa meraih prestasi dan membanggakan

orang tuanya. Namun, saat pengumuman hasil, namanya tidak

terpanggil. Hati Syifa hancur berkeping-keping. Ia merasa telah

mengecewakan semua orang yang menyayanginya, terutama

orang tuanya.

Syifa pulang ke rumah dengan perasaan sedih dan kecewa.

Ia takut menghadapi reaksi orang tuanya. Namun, Anya sudah

menunggunya di depan rumah. Anya memeluk Syifa erat-erat

dan berkata, "Aku tahu kamu sudah berusaha sekuat tenaga,

Syifa. Jangan terlalu memikirkan kata-kata mereka. Kamu

adalah gadis yang luar biasa."

Mendengar kata-kata semangat dari Anya, hati Syifa sedikit

terobati. Anya mengajak Syifa pergi ke taman untuk

menenangkan diri. Di sana, mereka mengobrol sambil

menikmati pemandangan matahari terbenam. Anya

menceritakan pengalamannya saat mengikuti lomba-lomba

sebelumnya, di mana ia juga pernah mengalami kegagalan.

"Kegagalan itu adalah hal yang wajar, Syifa," kata Anya.

"Yang penting adalah kita belajar dari kesalahan dan terus

berusaha menjadi lebih baik."

Kata-kata Anya membuat Syifa tersadar. Ia menyadari bahwa

nilai bukanlah segalanya. Ada banyak hal penting lain dalam

hidup, seperti persahabatan, keluarga, dan kebahagiaan. Syifa

mulai berpikir untuk mengubah hidupnya. Ia tidak ingin

terus-menerus hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan

tekanan.

Keesokan harinya, Syifa memberanikan diri untuk berbicara

dengan orang tuanya. Ia mengungkapkan perasaannya yang

sebenarnya dan meminta mereka untuk lebih memahami

dirinya. Awalnya, orang tuanya tampak terkejut dan marah.

Namun, setelah mendengar penjelasan Syifa, mereka mulai

menyadari kesalahan mereka.

Orang tua Syifa akhirnya berjanji untuk berubah. Mereka

akan lebih menghargai usaha Syifa dan tidak lagi memberikan

tekanan yang berlebihan. Syifa merasa sangat lega dan

bahagia. Ia tahu bahwa hubungannya dengan orang tuanya

akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Dengan dukungan dari Anya dan orang tuanya, Syifa

semakin bersemangat untuk meraih mimpinya. Ia aktif

mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan

mengembangkan bakatnya di bidang menulis. Tulisan-tulisan

Syifa banyak mendapat pujian dari guru dan teman-temannya.

Beberapa tahun kemudian, Syifa berhasil menerbitkan buku

pertamanya. Buku itu menjadi best seller dan menginspirasi

banyak orang, terutama anak-anak muda yang sedang

berjuang menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar.

Kisah Syifa mengajarkan kita tentang pentingnya

persahabatan, keluarga, dan dukungan dari orang-orang

terdekat. Ia juga mengajarkan kita bahwa kesuksesan tidak

hanya diukur dari prestasi akademik, tetapi juga dari

kebahagiaan dan kepuasan diri.

Pesan moral :

Cerita Syifa mengajarkan kita bahwa hidup lebih dari sekadar

mengejar kesempurnaan. Setiap individu memiliki nilai dan

potensi yang unik. Kebahagiaan sejati terletak pada

penerimaan diri, dukungan dari orang-orang terdekat, dan

kemampuan untuk mengatasi tantangan hidup. Dengan kata

lain, cerita ini mengajak kita untuk menghargai diri sendiri,

membangun hubungan yang sehat, dan mengejar mimpi

dengan semangat yang tak pernah padam

0 Komentar:

Posting Komentar