Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

Mentalku Yang Hancur

 Mentalku Yang Hancur 

Karya: Zahran Qais Daniel 

Kelas : 7F

Hai perkenalkan nama ku Xaviera. Aku adalah anak sekolah yang selalu di bully dan di fitnah. Aku selalu di asingkan di kelas ku sepertinya mereka tidak menyukaiku.

Aku memanglah anak yang lemah, tidak pintar dan banyak kekurangan setidaknya hargailah aku aku pun manusia biasa yang punya batas kesabaran. Aku selalu di caci maki dan dibully di kelas.. 

Di suatu hari saat aku sedang berjalan menuju kelas ku. Aku mendengar sahabat ku dan teman-teman ku sedang mengobrol tentang ku. Saat aku mendengar percakapan mereka ternyata mereka sedang menjelek-jelekkan tentangaku. Aku sangat sakit sedih rasanya mereka sudah menghianati aku. Lalu aku bertanya kepada mereka. "Kenapa kalian menjelek-jelekkan ku?" tanya aku kepada mereka.

 Mereka hanya terdiam katanya "aku tidak sadar diri lalu membully ku."

Waktu demi waktu bullyan, sindirannya semakin parah dan membuat mental ku hancur rasanya aku tidak bisa sanggup lagi. Mental ku hancur tapi aku tidak boleh menyerah aku akan menunjukan bahwa yang dikatakan mereka itu salah! Aku akan mencoba yang terbaik untuk mereka agar mempercayaiku lagi.

Aku pun terus mencoba,  meminta maaf dan mengajak mereka ngobrol tetapi mereka tetap lah seperti itu dan sayang nya sahabat yang sudah aku anggap sebagai kelarga malah menghianatiku. Dia ikut menghinaku. 

Aku semakin di bully dan aku tetap diam. Aku hanya bisa menangis dan menangis entah kenapa aku bingung harus bagaimana. apa yang harus aku lakukan untuk kedepannya. apakah aku akan kalah oleh Mereka.

Untungnya aku mempunyai guru yang sangat baik yang selalu menyemangati ku dan sangat peduli kepadaku aku sudah menganggap guruku lebih dari seorang guru atau bisa di sebut orang tua baruku.

Saat aku masuk ke kelas mereka langsung bisik-bisik seoerti "Ada anak Cepu,"

"Anak culun," "gak punya ayah," dan kata kata yang tidak pantas untuk di sebut oleh pelajar. Aku hanya bisa menangis karna aku takut melawan. Tapi hari demi hari berlalu aku sadar jika aku seperti ini terus mereka akan seenaknya terhadapku jadi aku mulai memberanikan diri untuk melawan! Dan ternyata percuma aku kalah. Aku bukan lawan mereka. Di setiap malam pikiran ku kacau mental ku pun terganggu saat belajar dan terus menangis memikirkan bagaimana kedepannya. Apakah aku bisa melewatinya?

Hari demi hari pun berlalu. Aku pun sadar bahwa memikirkan hal yang negatif bisa membuat mental kita tidak baik. Kalo aku menangis pun itu tidak menyelesaikan masalah. Aku pun sadar dan mulai merubah sikap ku yang terlalu baik dan percaya ke orang lain. Aku pun hindari itu dan mencoba mengubah diriku menjadi yang lebih baik. Aku hanya perlu sabar dan ikhlas menjalani semuanya aku yakin tuhan akan memberikan hal yang indah kepadaku nanti. Buktinya sekarang aku sudah mempunyai teman baru yang sangat lah baik walaupun masih orang-orang itu masih membully ku aku tidak mempedulikan nya lagi dan hanya menganggap Mereka parasit di dunia ini.

Pesan moral dari cerita ini. Adalah sabar untuk korban yang suka di bully oleh orang lain sabar lah inget tuhan tidak tidur kita akan meminta pertanggung jawaban nya nanti.

Pembullyan atau penindasan tidak pernah menyenangkan,itu adalah tindakan yang kejam dan mengerikan terhadap seseorang. Ingat tidak ada seorang pun yang pantas di intimidasi.

Orang yang mencintai dirinya sendiri , tidak akan menyakiti orang lain. Semakin kita membenci diri kita sendiri. Semakin kita ingin orang lain menderita.

Dan ingat penindasan terjadi karena orang lemah perlu menopang egonya dengan memukul atau mempermalukan orang lain..


My Destiny Is Only For Me

 My Destiny Is Only For Me

Karya : Naira

Kelas : 9H

"Vero, nanti kalo Cila udah besar Vero janji yah mau nikahin Cila?"

"Iya, Cila. Vero janji."

Sambil menautkan kedua jari kelingkingnya.

"Bersenang-senanglah kalian berdua. Karna suatu hari nanti aku akan mengambilnya."

10 tahun kemudian.

" Cila, Vero pergi dulu yah? Vero janji bakalan kembali. Tunggu kepulangan Vero yah."

Ujarnya sambil mengusap lembut kepalaku.

" Tapi Vero janji yah jangan lama-lama? Cila ga bisa tanpa Vero."

Ujarku dengan sedikit cemberut.

"Iya, Cila. Doain Vero yah."

Aku pun menganggukkan kepalaku.

Setelah itu Vero memasuki mobilnya untuk mencari ilmu di luar negeri.

Bertahun-tahun lamanya. Aku masih terus menunggu kepulangan Vero. 

"Ya tuhan, dimana Vero berada? Apakah ia tidak akan kembali lagi? Aku benar-benar merindukannya."

setiap hari aku selalu mencoba untuk menghubungi Vero. Namun, tidak ada tanda-tanda Vero akan kembali.

Pada akhirnya aku pun memutuskan untuk berangkat bekerja. Kebetulan akan ada meeting pergantian kepala cabang.

Di ruang meeting.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Vero Aditia Saputra. Di sini saya akan menggantikan posisi kepala cabang yang lama. Semoga kita bisa berkerja sama dengan baik."

Deg.

"V-vero? D-dia Vero sahabatku kan?"

Monologku sambil terus memandangi sang kepala Cabang itu.

Saat meeting selesai. Aku langsung menghampiri Pa Vero.

"V-vero, kamu ga inget aku? I-ini aku Cila."

"C-cila? Kenapa nama kamu bisa sama seperti nama pacar saya?"

Degg

"Vero, k-kamu udah punya pacar?"

"Ya, pacar saya bernama Cila, dia adalah teman kecil saya. Dan kamu siapa? Aku tidak mengenalimu."

"T-tap-"

"Sudah lah saya sibuk. Saya permisi."

Ujarnya sambil keluar.

"Siapa wanita yang mengaku-ngaku sebagai diriku? Aku harus liat pacar Vero."

Monologku sebelum akhirnya aku keluar dari ruangan itu.

1 Minggu kemudian. Aku tengah berada di salah satu cafe dekat kantor. Di saat aku sedang menikmati waktu istirahat ini. Mataku tertuju pada salah satu meja. Di sana ada Vero dan kekasihnya.

"W-wanita itu, karen!!"

Aku pun bergegas untuk menghampiri meja Vero.

Brakk

"Karen!! Kenapa kamu tega berpura-pura menjadi aku, hah?"

Deg

"Bagaimana ia bisa mengetahui hal ini? Pokonya Vero ga boleh tau tentang kebenaran ini."

Monolog Karen.

"M-maksud kamu apa? Bahkan aku saja tidak mengenalimu."

Ujar Karen dengan wajah polosnya itu.

"CILA!!! APA APAN KAMU INI HAH?? DIMANA LETAK ETIKA KAMU? MULAI SEKARANG KAMU SAYA PECAT!!"

bentak Vero, dan pergi meninggalkanku seorang diri.

"V-vero, k-kenapa kamu tega sama aku. Hiks hiks,"

Tangisku sambil memandangi kepergian Vero

Di malam harinya, di saat aku tengah mengendarai mobilku, ada sekelompok geng motor yang menghentikan mobilku. Entah apa yang terjadi, semuanya terlihat gelap. Ya, aku jatuh pingsan.

Perlahan - lahan aku membuka mataku. Aku benar-benar binggung, aku tak tahu aku berada di mana.

Brugg

"Awww,,"

Teriakku saat ada seseorang yang memukul pundakku dari belakang.

"Welcome back, Cila." 

Ujar seorang wanita bertopeng itu.

"S-siapa kamu!!!"

"Aku? Apakah kamu lupa denganku Cila."

Wanita bertopeng itu membuka topeng yang ada di wajahnya. Seketika aku terkejut saat melihat wajah wanita itu.

"K-karen, k-kenapa kamu lakuin semua ini? Apa salah aku Karen!!"

Brugg

Satu pukulan kembali mendarat di tubuhku.

"Salah kamu?? SALAH KAMU CUMAN SATU L, CILA. YAITU,  MENDAPATKAN CINTANYA VERO!!"

BRUG

BRUG

"GUE BENCI SAMA LO, CILA. GUE BENCI!!"

Karen terus memukuli tubuhku tanpa ampun. Aku rasa aku akan menghadapi ajalku sekarang. Namun, tak ku sangka Vero datang dan menghentikan Karen.

"CUKUP KAREN, CUKUP!! JANGAN SAKITI CILA LAGI!!"

Teriak Vero penuh emosi.

"V-vero, kam-"

"Aku sudah tau semuanya, Karen. Kamu benar-benar wanita iblis. Bodohnya kamu percaya dengan tipu dayaku. Kecelakaan pesawat itu tidak membuat diriku amnesia, dan ya, kamu berhasil masuk kedalam jebakan ku, Karen. Dan sekarang waktunya kamu menghadap ajalmu."

Dor

Dor

Dor

Tiga kali tembakan itu berhasil menghilangkan nyawa Karen. Kini Vero dan Cila kembali merasakan kebahagiaan yang menjadi impian mereka berdua.

Tidak Hanya Uang yang Membuatmu Bahagia

 Tidak Hanya Uang yang Membuatmu Bahagia 

Karya : Naida

Kelas : 7J

Leandro selalu percaya bahwa kebahagiaan datang dari kesuksesan materi .Sebagai seorang pengusaha muda,ia telah mengumpulkan harta yang melimpah:apartemen mewah di pusat kota,mobil ekslusif,dan segala barang yang di anggap simbol status .Namun,meskipun hidupnya tampak sempurna ,Leandro merasa ada kekosongan yang sulit di jelaskan .

Suatu sore ,ketika sedang berjalan di taman ,seorang wanita tua duduk di sebelahnya.Ia menatap Leandro dan bertanya ,"apa yang menganggu pikiran mu ,anak muda?,ucap wanita tua itu.

Leandro terkejut tetapi akhirnya ia menceritakan kebingungannya."Saya punya segalanya ,tetapi entah kenapa saya tidak merasa bahagia .Apa yang salah dengan saya?"

Wanita itu tersenyum dan berkata ,"uang memang memberi kenyamanan ,tetapi kebahagiaan sejati datang dari hal -hal yang tidak bisa dibeli seperti cinta,persahabatan ,dan  kedamaian dalam hati".

Kata-kata itu membekas di hati Leandro .Ia mulai meluangkan waktu untuk orang -orang yang pentig dalam hidupnya,secara perlahan ,ia merasakan kedamaian yang selama ini ia cari.

Leandro akhirnya menyadari, kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari uang ,tetapi dari hubungan yang kita bangun dengan orang-orang yang kita cintai dan rasa syukur yang ada dalam diri kita.

Bunga yang Cantik

Bunga yang Cantik 

Karya : Muslimah
Kelas  : 9D

Ele adalah seorang gadis cantik yang mengagumi pemuda pemilik toko bunga di seberang toko kue miliknya, setiap hari ia membeli bunga disana.

Hari ini Ele membuka toko kue nya sedikit lebih pagi karena ingin melihat pemuda yang ia kagumi. Sudah setengah jam ia melirik toko bunga di seberang sana sampai akhirnya pintu toko bunga itu terbuka, "Hi!" Ele melambaikan tangan nya kepada pemuda itu, pemuda itu membalas lambaian tangan Ele dengan senyuman, "Ele apa hari ini kamu akan membeli bunga lagi?" pemuda itu bertanya sambil menatap ke seberang dimana Ele berada, "Ah! e-e iyaa, aku akan membeli bunga milikmu lagi hari ini, karena toko ku juga membutuhkan bunga" dengan gugup ia menjawab pertanyaan pemuda itu, hatinya berdegup kencang seolah ia akan terbang dan tidak akan menginjakkan kaki di tanah lagi.

Pemuda itu mengantarkan bunga matahari yang Ele pesan. "Ini, semoga kau suka Ele" pemuda itu tersenyum lalu kembali ke toko miliknya, Ele hanya mengangguk, ia bergegas masuk kedalam "Apa-apaan tadii, dia sangat manis, aku harap dia jadi milikku".

Matahari sudah di atas kepala, sekarang waktunya makan siang. Ele duduk di depan tokonya sambil menatap pemuda itu, tak berselang lama seorang gadis menghampirinya lalu memberikan bekal makan siang untuk pemuda itu. "Eh.... apa itu adiknya?" Ele bertanya kepada dirinya sendiri, saat gadis itu pergi Ele bertanya kepada pemuda itu "Orang itu siapa? nampaknya kalian sangat akrab" Ele bertanya sambil menatap kepergian gadis yang memberikan bekal tadi, "Dia kekasihku, bulan depan kami akan menikah, oh iya aku hampir lupa, ini undangan untuk mu Ele" pemuda itu memberikan undangan pernikahan kepada Ele, Ele menerima nya sambil tersenyum kemudian ia pamit untuk kembali ke toko miliknya.

"Aku... hahaha kenapa aku harus menyukai mu?" Ele terdiam sesaat kemudian ia kembali bekerja. Matahari tak lagi terlihat, Ele berlarian dalam derasnya hujan, ia berteriak sangat keras "Hahahahaha.... ternyata aku hanya bisa mengagumi tanpa harus memiliki". Tanpa Ele sadari pemuda yang ia sukai itu menatap nya dari kejauhan, "Maafkan aku Ele, aku sudah tahu kamu menyukai ku dan aku juga menyukai mu tapi maaf aku tidak mengungkapkan perasaan ku, aku harap kamu bahagia". Sejak saat itu Ele tak pernah membeli bunga, ia bahkan tidak pernah menyapa pemuda itu kecuali dirinya yang disapa.

Mana Janji Ayah?

 Mana Janji Ayah?

Karya : Muslimah
Kelas : 9D

Sore itu seperti biasa Aca dan Ayahnya  menghabiskan waktu untuk bermain bersama di halaman rumah mereka, Suara tawa terdengar begitu keras.

 "Hahahaha Ayah tidak bisa kejar aku!"

Aca sangat bahagia sore itu sampai akhirnya Ayahnya tak lagi mengejar nya, Ayah nya hanya diam memandangi Aca yang sedang berlari, sampai akhirnya Aca terjatuh akibat tersandung kakinya, Aca menangis sambil melambaikan tangannya meminta pertolongan, tapi Ayahnya hanya diam. Tanpa berselang lama Ayahnya membalikkan tubuhnya lalu mulai berjalan meninggalkan Aca yang masih diam terduduk tak bergerak karena kakinya yang sakit.

"AYAHHH AYAHH KAKI ACA SAKIT!!" Aca berteriak memanggil Ayah nya namun Ayahnya terus menjauh, cahaya yang begitu terang menghilangkan tubuh Ayahnya itu.

"Hahhh......!!" Aca terbangun dari tidurnya, saat ia melihat jam ternyata masih pukul 23.20 malam.

"Ayah.... Aca kangen..." suara tangisan mulai terdengar malam itu, Aca hanya diam, pipinya mulai basah, ia bergumam "Ayah.... kenapa ayah ninggalin Aca cepet banget? tumbuh tanpa sosok ayah itu berat yahh... Aca kangen jadi Putri kecil ayah... Aca kangen pelukan ayah... Aca kangenn, Ayah janji bakalan ada pas Aca wisuda nanti, tapi nyatanya ayah ninggalin Aca...." malam sunyi itu kini diisi dengan suara isak tangis seorang gadis yang merindukan sosok Ayahnya.