Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

Dia Ciptaanmu Namun Bukan Hambamu

 Dia Ciptaanmu Namun Bukan Hambamu

Karya : Muslimah

Kelas : 9D 

"Ibu, Keysa pergi dulu assalamualaikum.." Keysa berlari menghampiri sepeda yang terparkir di halaman rumah nya "Iya waalaikumsalam hati-hati Keysa" ibunya kembali bersih-bersih halaman rumah setelah Keysa pergi.

Keysa sampai di tempat Umay, ia menunggu Umay sambil bermain ponsel, tak berselang lama Umay menghampiri Keysa "Yuk Kekey aku udah siapp" Umay berputar melihat kan gamis yang ia pakai "Kekey, apakah ini bagus?" Umay tersenyum riang, "Iya, itu sangat cocok untuk Umay" Keysa tertawa kecil, sungguh sahabat nya ini sangat lucu.

Mereka berdua kini berada di toko buku. "Umay aku mau mencari buku di sana, kamu tunggu aja di sini sambil membaca bukumu. tenang saja, aku tidak akan meninggalkan mu lagi okee" Keysa menepuk pundak Umay lalu pergi mencari buku yang ia inginkan, Umay hanya mengerutkan dahinya, ia sungguh trauma sewaktu minggu lalu di tinggalkan oleh sahabatnya di toko buku sendirian "awas saja kalau dia meninggalkan ku lagi" Umay bergumam sambil terus membaca buku.

Keysa melihat-lihat sekelilingnya, Keysa sudah lelah mencari buku itu namun ia melihat ada seorang pemuda yang sedang memegangi buku yang ia cari, Keysa menghampiri pemuda itu untuk bertanya kepadanya "Halo... maaf menganggu waktu membaca mu tapi apa boleh aku tau buku apa yang sedang kamu baca?" Keysa sedikit gelagapan saat berbicara karena ia sungguh gugup, "Oh iya halo.. tentu saja, buku ini berjudul Dia Ciptaanmu Namun Bukan Hambamu memangnya ada apa?" pemuda itu balik bertanya kepada Keysa, "Wahh... apa aku boleh tau dimana kamu mendapatkan buku itu? dari tadi aku berkeliling mencari buku itu tapi aku tidak menemukannya..." pemuda itu berdiri lalu menunjukkan arah buku yang Keysa cari, "Terimakasih atas bantuannya" Keysa tersenyum lalu berjalan ke arah yang pemuda itu tunjuk.

"Hmm mana mana mana... nahh itu dia... akhirnya aku menemukannya, tapi itu terlalu tinggi untuk aku gapai" Keysa mencari-cari kursi untuk menggapai rak buku yang cukup tinggi tapi pemuda tadi membantu nya mengambil kan buku itu dan sekali lagi Keysa berterima kasih.

Hari sudah mulai sore, Keysa kembali ketempat Umay berada lalu mengajak Umay untuk pulang. Mereka pulang bersama dan Keysa bercerita tentang pemuda yang ia temui "Kamu tau Umay, dia sangat tinggi dan juga tampan, selera kita juga sama soal buku, apa mungkin dia itu jodohku?" Umay hanya tertawa mendengar ocehan Keysa.

Hari ini Umay tidak bisa ikut Keysa ke toko buku karena sedang ada acara keluarga jadi terpaksa Keysa pergi sendiri, Keysa melihat-lihat buku-buku yang tertata rapih itu, tak disangka ia berjumpa kembali dengan pemuda kemarin. "wah sungguh kita bertemu lagi? Ya Allah apa mungkin kami jodoh?" Keysa tersenyum saat melihat pemuda itu memilih buku yang akan ia baca namun pandangannya tertuju pada sebuah kalung di leher pemuda itu, kalung itu berbentuk salib. Keysa tersenyum "Ya Allah ciptaanmu memang sangat indah, aku sampai kagum untuk sesaat, memang benar seperti judul buku ya Allah, dia ciptaanmu namun bukan hambamu, sungguh luar biasa." Keysa tersenyum sambil menggeleng kan kepalanya, mengambil buku lalu pergi dari toko itu untuk pulang, ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikannya, "Gadis itu sangat sempurna sampai aku lupa siapa Tuhanku".

Jangan dengerin omongan orang lain

 Jangan dengerin omongan orang lain

Karya : Naida

Kelas : 7J

Justin selalu mimiliki impian besar ,yaitu menjadi seniman  terkenal .Setiap kali ada waktu luang ,ia akan menggambil kuas dan cat ,lalu memulai melukis apa saja yang menarik perhatiannya .Namun ada ,satu hal yang selalu menggangunya 

•omongan orang di sekitarnya 

"Ngapian sih kamu melukis terus ?itu bukan pekerjaan serius!"kata anak tetangganya suatu hari ."Kenapa nggak fokus bantuin orang tua aja itu lebih bermanfaat ".

Justin merasa kesal, namun ia berusaha tetap tenang .Setiap hari ,omongan itu terus saja terdengar ,seakan - akan mengingatnya bahwa impian besar nya itu hanya halusinasi .Bahkan beberapa temannya ikut berkata ,"Mending kamu berhenti deh ,buat apa sih jadi seniman ? Itu kan nggak ada masa depannya".

Meski demikian ,Justin tidak bisa mengembalikan hasratnya. Lukisan-lukisan itu adalah bagian dari dirinya ,dan ia tahu meskipun orang lain meraggukan,hatinya yakin bahwa inilah jalannya.

Tapi tak bisa dipungkiri ,kadang omongan orang itu membuat ragu .

Suatu hari ,saat Justin menggambar di bawah pohon besar di halaman rumah ,seorang pemuda yang kebetulan lewat menghampirinya.

"Wah ,lukisanmu keren sekali" ,kata pemuda itu ."Kamu punya bakat luar biasa.Kalau kamu terus mengasahnya ,kamu bisa jadi seniman hebat".

Justin terkejut , karena belum pernah ada yang memberi pujian seperti itu.Pemuda itu melanjutkan ,"Jangan dengarkan kata-kata orang yang meragukanmu.Mereka tidak tahu apa yang bisa kamu capai .Hanya kamu orang yang tahu impianmu yang sebenarnya".

Kata-kata pemuda itu membuat Justin berpikir .Ya, orang-orang itu mungkin  meraggukannya ,bahkan menghina impian yang sangat ia cintai , tetapi itu tidak bisa membuatnya berhenti .Dia tidak akan memberikan keraguan orang lain menghalangi langkahnya .Dan ia berpikir bahwa orang yang banyak  meng support itu orang yang kita tidak kenal ,dibandingkan orang yang kita kenal karena kalo karena kalo orang yang kita kenal itu takut nya dia ketinggalan sama kita .

Sejak saat itu , Justin menyadari satu hal: omongan orang yang meragukan ,menghina atau mengejek impian kita bukanlah hal yang harus kita dengarkan.Yang terpenting adalah percaya pada diri sendiri dan terus maju ,meskipun dunia seakan tidak mendukung .

Regret

 Regret 

Karya : Naira

Kelas : 9G


"Mungkin ini adalah hukuman untukku karna telah menyia-nyiakan berlian sepertimu, nak."

ujar lirih seorang pria paruh baya. Sambil memeluk batu nisan putrinya.


"Kamu benar, Andra. Perbuatan mu di masa lalu begitu menyakitkan untuk putrimu, alisha. Aku harap dengan adanya teguran ini, kamu bisa berubah."

ujar Gisel sambil menatap sendu ke arah Andra.


"S-siapa kamu?"


"Gisel, namaku Gisel. Aku adalah dokter pribadi alisha, putrimu."


"Bagaimana bisa? Bahkan aku tidak tau akan dirimu."


"Soal itu, tanyakan saja pada dirimu sendiri. Aku cuman mau memberikan handphone milik alisha."

ujar dokter Gisel sambil memberikan handphone alisha.


"Terimakasih."

Gisel hanya menganggukkan kepalanya dan pergi dari tempat pemakaman itu.


***



Saat ini Andra tengah berada di salah satu cafe dekat kantor nya. Di saat ia tengah menikmati coffee di sana, ada seorang gadis yang tak sengaja menumpahkan minumnya mengenai pakaian Andra.


"Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja."

Ujar gadis itu sambil mencoba membersihkan pakaian Andra.


"Tidak ap-"


"A-alisha? K-kamu Alisha kan"

ujar Andra terbata-bata saat melihat wajah gadis itu yang begitu mirip dengan Alisha.


"A-alisha? S-saya bukan alisha om, nama saya Aliya."

Ujar gadis itu sambil membereskan minumannya yang tumpah.


"Tapi kam-"


"Saya ada urusan om, saya duluan. Permisi."

ujar gadis terburu-buru. Tanpa sadar ia meninggalkan dompetnya.


"Dompet ini kan milik gadis tadikan?"

Monolog Andra sambil membuka isi dompet itu untuk melihat ktpnya. Karna andra berniat untuk mengantarkan dompet itu ke alamat rumahnya.


Namun, saat Andra melihat kpt tersebut ia benar-benar terkejut akan kebenarannya.



***


Di malam harinya. 

Kini Andra tengah mengendarai mobil nya menuju rumah  Aliya, gadis yang ia temui di cafe tadi. Tiba-tiba handphonenya berdering. Karna keasikan berbincang Andra jadi tidak fokus mengendarai mobilnya yang pada  akhirnya Andra mengalami kecelakaan.



Untungnya ada seorang gadis yang melihat kecelakaan tersebut dan langsung menghubungi ambulance.


"Om, om sabar yah bentar lagi ambulancenya datang kok, om yang kuat yah."


"A-alisha, putriku."

ujar Andra lirih sebelum akhirnya ia tidak sadarkan diri.



Sesampainya di rumah sakit. Andra langsung mendapatkan penanganan dari dokter yang ada di sana.


3 jam lamanya akhirnya lampu ruangan oprasi mati, pertanda oprasi sudah selesai.


Kini Andra tersadar dari komanya selama tiga dari. Dan pemandangan pertama yang Andra lihat adalah putri kecilnya yang telah meninggalkannya.


"A-alisha, putriku."


"Dia bukan putri mu, Andra!!"

Ujar seorang wanita cantik dengan begitu tegas.


"S-siapa kamu."


"Andra, Andra. Setua itu kah dirimu, sampai kamu tidak ingat dengan ku? AKU DENA ANDRA!!"


Ya, wanita itu adalah Dena. Sahabat kecil Andra.


"B-bagaimana kamu bisa ada di sini, Dena?"


"Itu karna putriku ada di sini."

ujarnya sambil merangkul Aliya.


"Alisha bukan putri mu, Dena!"


"DIA BUKAN ALISHA, ANDRA!! ANAKMU SUDAH MATI!!"


"Tidak, kamu bohong, Dena. Dia adalah putriku. Dia putriku Dena."


"Apa bukti jika dia adalah putri mu?"


"A-aku punya ktpnya. Di sana tertera nama dan alamatnya. Aku tidak sebodoh itu Dena."

ujar Andra sambil memberikan dompet yang ia temui 3 hari yang lalu.


"Haha, Andra, Andra. Ternyata kamu tidak sebodoh yang ku kira. Ya, dia adalah anak mu. Tapi tidak dengan sekarang, karna sekarang alisha adalah anaku."


"Tidak, dia adalah putri ku. Alisha, bilang sama Dena kamu itu putri ayah. Bilang sama dia nak."


"T-tidak ayah, alisha bukan lagi anak ayah. Alisha cape yah, alisha cape. Ayah udah terlalu banyak menaburkan luka di hati Al, Al juga manusia yah, Al cape selalu ayah siksa, Al juga cape selalu ayah hukum. Maafkan Al karna udah bohongin ayah, Al udah buat pernyataan kematian palsu itu."


"Alisha, maafin ayah nak, kasih ayah kesempatan kedua buat jadi ayah buat alisha."


"Keputusan alisha udah bulat yah, tapi kalo ayah mau ketemu alisha ayah boleh kok kerumah ibu Dena, kapan pun ayah mau. Tapi jangan paksa Al buat tinggal lagi sama ayah. Al ga mau yah, sekali lagi maafin Al."


"Andra, jadikan ini sebuah pelajaran paling berharga buat kamu yah. Kamu masih boleh kok ketemu alisha, datang saja kerumahku, kapan pun kamu mau. Aku dan alisha pamit pulang dulu yah, assalamualaikum."

Ujar Dena sambil tersenyum lirih ke arah Andra, begitupun dengan alisha yang sudah di banjiri oleh air mata. Mereka berdua pun pergi dari ruangan tempat Andra di rawat.


"Ya tuhan, sebesar itu kah kesalahan ku terhadap putri kecilku? Sampai-sampai ia tidak mau kembali bersamaku lagi. Ya tuhan, kini engkau telah berhasil mengambil malaikat kecilku dengan bahagianya. Sekali lagi maafkanlah ayah mu ini, wahai permata hatiku."

We Are Different

 We Are Different

Karya: Naira

Kelas: 9G


"Alana, sekarang kamu minum obat yah,"

ujar ibuku, sambil menyodorkan beberapa bungkus obat.


"Untuk apa bu? Mau ana minum obat atau ngga pun, penyakit kanker ana ga bakalan sembuh kan?"


"A-ana deng-"


"Udah lah bu, ana cape bu. Lebih baik ibu keluar sekarang juga!!"


"Tap-"


"KELUAR BU!!!"

Dengan berat hati, sang ibu pun keluar dari kamar rawat ana.


"Ya tuhan, kenapa hidup ana sesuram ini? Ana cuman mau sehat, ana mau sekolah, ana juga mau habisin waktu ana sama teman-teman ana. Apakah ana ga berhak untuk bahagia? Hiks, hiks. Ana cape. ANA CUMAN MAU BAHAGIA!!"

Tangisku dengan begitu histeris. Namun, secara tiba-tiba seorang pria datang dan menyodorkan beberapa lembar tisu.


"Jangan nangis lagi, ada aku. Hapus air mata itu, ana."


"S-siapa kamu?"


"A-aku, aku Alvaro. Jangan lupa hapus air mata mu itu, ana."

Ujarnya sambil memberikan beberapa lembar tisu.


"T-terima kasih. Mm... Bagaimana bisa kamu berada di sini?"

Pria itu terdiam sejenak.


"Aku tidak tahu, mungkin karna tangisan pilu mu itu."


"Apa maksud mu?"


"Lupakan saja, Alana. Aku tau hidupmu sudah tak lama lagi, maka dari itu biarkan aku menemanimu di sisa hidupmu."

pria itu menggenggam tanganku dengan penuh kasih sayang.


"Bagaimana kamu tau tentang ini semua?"


"Jika ku katakan yang sebenarnya, mungkin kamu tak akan percaya. Huftt... Sekarang kamu minum obat yah, setidaknya kamu ada usaha untuk mendapatkan kesehatan yang kamu inginkan."


Pria itu benar-benar sangat menenangkan hatiku, suaranya yang lembut sama persis dengan perlakuan yang begitu membuat hati ini tenang. 


"Ya tuhan, jika dia jodoh orang lain jadikan aku orang lain itu. "

Monologku sambil terus memandangi wajah teduhnya itu.


🐇🐇🐇


Tiga bulan berlalu. Kini hubunganku dengan Alvaro semakin dekat. Dia adalah orang yang paling berharga yang pernah aku temuin, berkatnya penyakit kanker ku semakin membaik, dan peluang untukku sembuh semakin besar.


"Alvaro, makasih yah. Makasih karna udah selalu ada buat ana. Tunggu ana sampai ana sembuh yah, cuman kamu yang selalu ada buat ana. Jangan tinggalin aja yah, ana sayang kamuu."


"A-ana.. jika kita tidak di takdirkan untuk bersama ga papa yah, semoga ana dapat cowo yang jauh lebih baik dari aku."

ujarnya dengan raut wajah penuh kesedihan.


"Tapi kenap-"

Belum aku selesai bicara seorang wanita datang menghampiriku.


"Hey, kamu sedang bicara dengan siapa?"

Aku pun terkejut saat mendengar ucapannya itu


"Apakah dia tidak melihat Alvaro? Apa wanita ini buta?"

Monologku keheranan.


"Bersama sahabatku, Alvaro."


"S-sahabatmu? Tapi aku tidak melihat siapapun di sini terkecuali kita berdua."


"Tap-"


"Sudah lah mungkin kamu sedang berhalusinasi. Oh iya kenalin nama aku sherlin, kamu?"


"A-alana."


Aku pun  bincang-bincang dengan sherlin, ternyata dia sangat baik. Aku sangat senang berteman dengannya. Tanpa ku sadari Alvaro sudah pergi entah kemana.


1 Minggu berlalu. Dan kini aku sudah di katakan bersih dari penyakit kankerku. Ya, aku sudah berhasil melawan penyakit kanker itu. Dengan excited aku mengajak Alvaro bertemu di salah satu danau dekat rumah sakit.


*Di danau


"Alvaro!! Kamu tau ga? Ana udah berhasil melawan penyakit kanker ana, ana udah sembuh!!!"

Ujarku dengan begitu excited. Namun, tidak denganya.


"Kenapa kamu kayak ga seneng ana sembuh? Kamu ga mau ana sembuh yah?"


"Bukan seperti itu ana, aku bahagia kamu sembuh, aku bahagia banget. Mungkin tugasku sudah selesai sampai di sini. Dan mungkin, ini saatnya aku mengatakan yang sebenarnya."


"M-mengatakan apa? Tugas apa?"


"Aku dengan kamu berbeda ana, kemungkinan kita untuk bersama itu sangat lah mustahil. Dunia kita berbeda ana. A-aku bukan manusia."


Deg


Bak di sambar petir hati ini sakit sekali, seperti di tusuk ribuan kaca.


"G-ga, ga mungkin!! Kamu bohong kan? JAWAB AKU ALVARO, JAWAB!!"


"Tolong, tolong terima semua kenyataan ini, kamu ingatkan kejadian satu Minggu lalu di taman belakang rumah sakit? Ya, sherlin ga bisa liat aku, karna kenyataan aku bukan manusia. Maafkan aku ana, tugasku menjagamu sudah selesai sampai di sini. Sampai jumpa kembali di kehidupan yang akan datang."

Ungkap nya sambil melambaikan tangannya, tubuhnya hilang bagaikan sebuah angin.


"Terimakasih, terima kasih karna sudah memberikan kebahagiaan ini. Dengan mu aku belajar cara menjalani kehidupan yang begitu kelam ini, dan dengan mu juga aku belajar cara mencintai. Namun, kamu lupa mengajarkan aku bagaimana cara melupakan mu. Cinta ini abadi untuk mu Alvaro, meski kamu dan aku tak mungkin bersama."

Hari ayah?

 Hari ayah?

Karya: Zahran Qais Daniel 

Kelas: 7F

Di suatu hari ada seorang anak perempuan yang bernama Violet. Violet lahir di keluarga yang kurang harmonis. Setiap hari keluarganya selalu bertengkar di depannya. Violet sangat sedih melihat keluarga nya terus bertengkar di depan nya.kasih sayang keluarga pun kurang untuk Violet.

Keluarga Violet sibuk dengan urusannya masing masing-masing. Sepeti sibuk bekerja, Violet adalah anak tunggal yang berarti anak satu-satunya dari keluarga itu. Violet selalu berpikir apakah dia akan memiliki keluarga harmonis?.

" Apakah aku,akan memiliki keluarga yang bahagia seperti orang lain. Aku juga ingin memiliki ayah yang hebat dan selalu menyisihkan waktunya untuk ku." Ucap Violet.

Dan saat Violet naik ke kelas 5 SD. Orang tua violet pun bercerai dan Violet pun tinggal bersama ibunya. Hanya ibu nya lah yang peduli terhadap Violet, tetapi tidak dengan ayah nya. Di saat belum bercerai dengan ibunya. Ayah Violet selalu memarahinya, memaksanya dan menyiksa nya. Dan bahkan itu menjadi trauma untuk Violet.

Violet kadang selalu iri oleh orang lain, karena mereka memiliki ayah yang sayang kepada mereka. Tetapi tidak dengan Violet. Bahkan ayah nya saja tidak peduli dengan kondisi violet.kini ayah Violet telah mempunyai keluarga baru.Violet yang melihat ayahnya telah memiliki keluarga baru sangatlah sedih dan berputus asa tetapi ada seorang ibu yang selalu menyemangati nya.

Dan Bentar lagi adalah hari ayah. Violet bingung harus bagaimana dan sedih karena tidak ada seorang ayah di rumah nya violet selalu memikirkan nya. 

" 5 hari lagi adalah hari ayah. Apakah aku bisa merasakan nya juga?" Tanya Violet. 

Tetapi saat Violet berkata seperti itu ibunya pun mendengar kan nya. 

"Violet. Buat lah rencana untuk merayakan nya ibu akan membatu membelikan kue untuk mu". Ucap ibu 

"Hmm. Mungkin saja ibu tapi sepertinya tidak mungkin, ayah kan sudah punya keluarga baru". Jawab violet 

"Kita coba aja dulu sayang. Yang penting kita sudah ada kemauan untuk ayah mu itu mau bagaimana pun itu kamu tetaplah anak nya". Jawab ibu 

" Baiklah ibu. Violet akan membuat kue untuk ayah!!". Jawab violet dengan semangat 

Violet pun segera membeli bahan bahan untuk membuat kue. Dan segera membuatnya.

"Ayah selalu suka kue rasa coklat kan?" Tanya violet.

"Ya, benar violet" jawab ibu.

"Baiklah Violet akan membuatnya". Jawab violet .

Violet pun telah selesai membuat kue lalu menyimpan nya di kulkas. Waktu pun telah tiba dan violet telah mengetahui alamat ayah nya itu dan segera bergegas ke sana bersama ibunya. Saat sampai di sana violet langsung memberi surprise untuk ayah nya tetapi.... 

" Hallo ayah. Selamat hari ayah". Jawab violet 

"Hah kenapa kamu bisa di sini!!". Seru sang ayah 

"Hah ada apa ayah?". Tanya violet sambil ketakutan 

" Pergi cepat dari sini!!. Jangan menganggu ayah kamu ini buat masalah saja cepat pergi!!" Jawab sang ayah yang membentak Violet 

" Ayah Violet hanya ingin merayakan hari ayah.bersama ayah itu saja violet telah susah susah dan berusaha membuat ini semua untuk ayah tapi ini balasan nya kepada violet!!". Jawab violet dengan marah 

Lalu ayah pun menamparnya dan membuat violet menangis 

" Pergi sangat anak binatang!! Ayah tidak butuh semua ini.semua ini hanyalah sampah dan ayah tidak butuh sampah seperti ini kamu jangan mengganggu ayah. Inget ayah sudah memiliki keluarga baru dan kamu jangan mengganggu ayah lagi dan jangan pernah menganggap bahwa ayah ini adalah ayah kamu pergi sekarang!!!. Jangan sampai istri saya melihat anak sampah seperti mu!!!". Bentak sang ayah 

"Kenapa ayah sangat tega melakukan ini kepada Violet hah!!.mau bagaimana pun Violet adalah anak ayah kenapa ayah tidak mengakui itu.ayah sangat jahat violet hanya ingin merayakan hari ayah dengan bahagia tetapi ini balasan ayah!!" Jawab violet lalu menangis dan meningga…