Mimpi yang terkubur
sudah lama aku bermimpi menjadi seseorang yang berprestasi. Aku memiliki banyak cita-cita yang tinggi, harapan yang besar, dan tekad yang kuat. Segala usaha telah kulakukan demi menggapai mimpi itu.
Aku sering membayangkan betapa indahnya jika namaku disebut karena sebuah prestasi, bagaimana rasanya berdiri dengan bangga atas pencapaianku sendiri.
Namun, kenyataan berkata lain. Setiap hari, aku hanya bisa membayangkan semua itu tanpa benar-benar meraihnya. Tugasku lebih banyak di rumah, membantu orang tuaku. Terkadang, ketika teman-temanku berbicara tentang keluarga mereka, aku merasa iri. Aku ingin merasakan apa yang mereka rasakan, tetapi aku juga berusaha tetap bersyukur atas apa yang kumiliki.
Bukan berarti aku tidak bersyukur, tetapi mengapa takdirku seperti ini? aku tidak menyalahkan siapa pun, apalagi ayah dan ibuku. Justru, aku menyalahkan diriku sendiri. Mengapa aku tidak bisa menjadi seperti mereka? mengapa mimpiku terasa begitu jauh?.
Setiap pagi, aku mendengar tangisan orang tuaku. Mereka meratapi keadaan ekonomi yang sulit, tetapi tetap berusaha sekuat tenaga demi masa depanku. Aku tahu mereka selalu ingin memberikan yang terbaik untukku, meskipun aku tak pernah meminta mereka untuk mengorbankan segalanya.
Hal yang paling aku sesali adalah aku belum bisa membalas semua pengorbanan mereka. Mereka telah berusaha sebaik mungkin untukku, tetapi aku belum mampu menjadi yang terbaik untuk mereka.
0 Komentar:
Posting Komentar