HARTA ADALAH FITNAH
BY :
MUHAMMAD FADHIL NURHIKAM
Kelas: 9K
Pada suatu hari, hiduplah seorang
konglomerat yang bernama
Budi yang memiliki kekayaan
sebanyak 1 triliun
rupiah, selain memiliki
harta yang banyak Budi juga memiliki
tanah yang sangat luas sekitar
2 hektar, ia tinggal di Kota Tangerang Selatan
tepatnya di daerah
Bumi Serpong Damai ( BSD ), dan ia pun memiliki
3 orang adik diantaranya 2 adik
perempuan dan 1 adik laki laki, dan ia memiliki
4 orang anak
diantaranya 2 anak laki laki dan 2 anak perempuan, sedangkan istri Budi yang bernama Sinta telah meninggal setelah melahirkan anak keempat mereka tetapi anaknya selamat sedangkan istrinya tidak selamat alias meninggal dunia.
Tetapi dibalik
banyaknya harta yang dimiliki Budi ada sebuah perjuangan yang dilakukan Budi selama 20 tahun untuk mendapatkan
kekayaan tersebut. Pada suatu hari Budi sakit parah, dan saat dibawa
ke dokter
dan diperiksa ternyata
Budi terkena penyakit
kanker paru paru stadium 2 yang di mana sel kanker tersebut
baru mulai menyebar
dan menyerang organ lain. Tetapi
keluarganya masih tidak
percaya bahwa Budi terkena
penyakit kanker paru paru, karena
Budi terlihat sehat dan
tidak ada gejala gejala terkena
kanker dan baru tadi pagi Budi sakit.
Beberapa bulan telah
berlalu keluarga Budi selalu mengantar Budi untuk kontrol setiap
1 minggu sekali,
dan pada saat bulan ke 3 Budi terkena kanker paru paru dokter mengatakan bahwa kanker paru paru
pak Budi meningkat jadi stadium
3, mereka berharap
Budi bisa sembuh dari penyakit kanker paru parunya. Tetapi tuhan berkehendak lain Budi
tidak selamat dari penyakit kanker paru parunya
karena saat masuk
bulan ke 5 kanker paru paru Budi sudah masuk stadium
4 yang dimana sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain di luar paru-paru, seperti otak, tulang, dan hati.
Sebelum meninggal Budi berbicara kepada
anak anaknya, anak anakku apakah kalian sanggup
menemani ayah di dalam kubur selama
40 hari,
setelah ayah mati nanti setengah
dari harta ayah buat kalian
yang mau menemani ayah di dalam kubur, keempat anaknya
pun sontak menolak permintaan ayahnya karena mereka
mana mungkin sanggup menemani ayahnya selama 40 hari karena
pada saat itu ayah sudah menjadi mayat. Keesokan harinya
Budi memanggil ke 3 orang adiknya
dan ditanyakan kembali
adik adikku apakah
kalian sanggup menemani
ku di dalam kubur selama 40 hari setelah
aku mati nanti setengah dari harta aku buat kalian
yang mau menemani
aku di dalam kubur, adik
adiknya pun menjawab apakah kamu sudah gila, mana mungkin
ada orang yang sanggup
bersama mayat selama
itu di dalam tanah.
Lalu dengan sedih
Budi memanggil pengawalnya dan berkata kepada pengawalnya jika ia meninggal
beritahu para warga siapa yang sanggup
menemaninya di dalam kubur selama
40 hari setelah
aku mati maka ia
akan aku berikan setengah dari hartaku. Beberapa
hari kemudian Budi pun
meninggal lalu pengawalnya langsung mengumumkan wasiat
bosnya kepada warga siapa yang ingin menemani
bos saya yaitu pak
Budi di dalam kubur selama
40 hari maka ia akan mendapatkan
setengah dari harta yang di miliki pak Budi, pada waktu yang hampir
bersamaan ada seorang tukang kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat
tersebut, lalu tukang kayu tersebut
dengan tergesa gesa segera
datang ke rumah pak Budi untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.
Keesokan harinya, dikebumikan lah jenazah pak Budi, si tukang kayu pun
ikut turun ke dalam liang lahat sambil
membawa kapaknya yang paling berharga yang di miliki si tukang kayu untuk bekerja
mencari nafkah. Setelah 7 langkah para pengantar jenazah
meninggalkan area pemakaman datanglah malaikat munkar nakir ke dalam kubur tersebut, si tukang kayu yang menyadari siapa
yang datang ia segera agak menjauh dari mayat pak Budi, di benaknya sudah tiba saatnya
lah pak Budi akan diinterogasi oleh malaikat munkar
dan nakir, tapi yang terjadi
malah sebaliknya, malaikat
munkar nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya apa yang kau lakukan di sini, aku menemani mayat
ini selama
40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya jawab si
tukang kayu, apa saja harta yang kau miliki tanya munkar nakir, hartaku cuma kapak ini saja untuk mencari
rezeki jawab si tukang kayu, kemudian munkar nakir bertanya
lagi dari mana kau dapatkan
kapakmu itu, aku membelinya, lalu pergilah malaikat
munkar dan nakir dari dalam kubur tersebut.
Besok di hari ke 2 mereka datang
lagi dan bertanya
apa saja yang kau
lakukan dengan kapakmu itu, aku menebang pohon untuk dijadikan
kayu bakar lalu aku jual ke pasar jawabnya. Di hari ke 3 ditanya
lagi pohon siapa yang kau tebang
dengan kapakmu ini, pohon itu tumbuh di hutan
belantara jadi tidak ada yang punya jawabnya,
apa kau yakin lanjut malaikat kemudian mereka
menghilang. Datang lagi di hari ke 4 bertanya lagi adakah kau potong pohon pohon tersebut
dengan kapak
ini sesuai
ukurannya dan beratnya
yang sama untuk dijual, aku dipotong
dikira kira saja mana mungkin
ukurannya bisa sama rata tegas tukang
kayu. Begitu terus yang dilakukakn malaikat munkar nakir datang dan pergi
sampai tak terasa
sekarang 39 hari sudah dan yang ditanyakan masih berkisar dengan kapak
tersebut.
Di hari terakhir
yang ke 40 datanglah malaikat
munkar dan nakir sekali
lagi bertemu dengan tukang kayu tersebut berkata
munkar dan nakir hari
ini kami akan kembali bertanya
soal kapakmu ini, belum sempat munkar
nakir melanjutkan pertanyaannya, si tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka
pintu kubur tersebut, ternyata di
luar sudah banyak orang
yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kuburan
itu, si tukang kayu dengan
tergesa gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak
kalian ambil saja semua bagian harta warisan ini karena
aku sudah tidak menginginkannya lagi,
sesampai di rumah si tukang kayu berkata pada istrinya, aku sudah tidak menginginkan separuh harta warisan
dari mayat itu, di dunia ini harta yang ku miliki padahal
cuma satu kapak
ini tapi malaikat
munkar nakir selama 40 hari yang mereka tanyakan
dan persoalkan masih saja seputar
kapak ini, bagaimana jadinya kalau
hartaku begitu banyak
entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya.
~TAMAT~