Mading Digital

NESAMA
  • Sarana dan Prasarana

    Sarana dan Prasarana SMPN 1 Malangbong

  • Home

    Mading Digital SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Info Grafis SMPN 1 Malangbong

  • Informasi

    Program Unggulan SMPN 1 Malangbong

GETIR KEHIDUPAN

GETIR KEHIDUPAN

Karya : Naira Hilmiyah

Kelas : 8H


Perjalanan dengan penuh sebuah peluh

Yang membasahi tubuh ini

Dengan ke gentingan mentari

Yeng membuat diri ini terasa lengket


Rasa lapar yang membuat perut ini terasa sakit

Kering nya tenggorokan ini yang membuat diri ku

Terkulai lemas


Sebuah roti yang di genggam oleh sang ibunda

Yang dengan mata kepala ku sendiri ia

Terseret okeh sebuah kendara besar beroda 4

Sakit hati ini saat melihat sebuah cairan merah yang menyelimuti tubuh sang ibunda


Dengan perasaan getir.. Ku memeluk jasad sang ibunda dengan penuh kesenduan dalam hidup ku

Untuk yang terakhir kali nya dalam kehidupan ku

HUTAN BELANTARA

 HUTAN BELANTARA

Karya : Rika

Kelas : 9C

Cahaya matahari mulai bersinar kembali, menerangi bumi yang semula gelap gulita. disana aku termenung dalam setengah jendela terbuka. memikirkan liburan kali ini akan kemana. "hemm,, hari ini adalah hari libur,tapii akhir akhir ini aku tidak memiliki acara liburan.ahh bosan sekali kalau diam di rumah saja."di rundungan kebingungan tiba tiba suara ponselku berdering memecah keheningan " kring.. kring.. kring " seolah ada yang memangilku dalam ponsel. aku membalikan badan lalu mengangkat telepon tersebut. ternyata itu paman dan bibi ku mengajak ku tuk ikut menjelajahi hutan belantara. aku menyetujui nya untuk ikut menjelajah dan kami akan berangkat pada pukul 10.00 pagii. waktu demi waktu tak terasa sudah pukul 09.00 . 1 jam lagi mulai pukul 10.00 aku mulai berkemas menyiapkan bekal yang akan di bawa.setelah semua sudah terkemas rapi aku dan paman bibiku siap berangkat menjelajah. kamii berjalan perlahan menelusuri hutan belantara.Menikmati keindahan di tengah alaminya alam.burung burung berkicau menambah kehangatan suasana.semilir angin menggoyangkan dedaunan berkelombak di atas dahan." Huftt segarr bngtt ini anginn.membasuh keringat ku" seru ku dalam nada lelah.dalam kelelahan, mataku tersorot batu besar kokoh yang mengundang ku tuk istirahat sejenak melepaskan lelah yang membebani." kita istirahat disana dulu saja yaa,, kaki bibi sudah pegal pegal" ujar bibi ku. Kami beristirahat disana sambil menyelami asri nya alam.bibi dan pamanku menceritakan Keseruan pengalaman mereka saat menjelajah hutan hutan di Nusantara.Saat kami asyik berbincang.tiba tiba ada bayangan hitam besar di atas kepala kami.kami gugup hampir tidak bergerak.Tiba tiba Bibi dan paman ku memegang tanganku.menyuruh ku tuk tak bergerak dan diam kaku tak berbicara."wrawwww" naungan seekor beruang hitam besar di atas kepala kami.Badan ku bergetar ketakutan.bibiku memegang erat tangan ku supaya tenang.menyuruh ku tuk pejamkan mata . beruang itu terus melihat ke arah kami .kami tetap diam dan tak bergerak sama sekali hingga akhirnya beruang itu pergi."huhuhuhu" serentak tangisan ku mengalir di pipi.ketakutan ku mengundang tangisan di kala itu. "Sudah,,sudahh ,tenang" ujar pamanku yang mencoba menenangkan ku.akhirnya aku tenang.walau rasa takut itu tetap menghantui ku.

" Sudahh,, hari makiin siang takut ada beruang lagi nanti .ayo kita lanjuti perjalanan kita" Seru bibiku sambil menunjuk arah perjalanan." Hem, sebaiknya kita beristirahat dulu, takut di perjalanan kita ketemu beruang itu lagii" ujar  pamanku yang kelelahan." Ya sudah ayo kita istirahat di gua itu" ucap bibiku.akhirnya kami beristirahat di sana .gua disana terlihat lembab, gelap,dan angker .Tapi kami tetap beristirahat di sana.ketika kami beristirahat,,kami  mendengar suara gemuruh yang semakin lama semakin keras.kami terkejut ketika melihat longsor bebatuan yang menutupi pintu gua." i-inii gimana inii kok bisaa tiba tiba longsor?" ujar bibiku yang panik serentak.kami mencoba mendorong bebatuan tersebut,,tetapi bebatuan itu terlalu besar dan berat.kami sadar bahwa kami terjebak dalam gua " ga ada cara lainn ini,, kalau di dorong juga gak mungkin deh," ucap paman kuu ."lllau bagaimna ini pamann ,apa kita akan terjebak saja?"gelisah ku yang panik." ginii,, kita cari bantuan sajaKe tim SAR ,, hubungi nya lewat telepon darurat." Ucap pamanku.setelah kita mengubungi tim SAR, mereka datang menyelamatkan kita mengunakan alat penghancur batu untuk membuka jalan keluarr. celah celah cahaya mulai bersinar kembali artinya sudah ada jalan untuk keluar .kami keluar satu persatu melewati celah tersebut.hingga akhirnya kami di evakuasi dan di selamatkan di gua yang gelap itu.


makna dari cerpen " HUTAN BELANTARA" adalah cerpen ini mengajar kepada kita untuk berhati hati saat menjelajah di alam terbuka.kita harus memastikan bahwa kita harus selalu berada dalam tempat yang aman,,gua bukan termasuk  tempat yang aman karena disana terdapat banyak hewan hewan yang liar seperti kelelawar,kelabang ,dan lain lain dan rentan akan bencana seperti runtuhnya bebatuan karna longsor .selain itu, kita harus memperhatikan alat alat yang bisa membantu saat terjadi risiko di alam terbuka.dan kita juga harus berpikir jernih saat menyelesaikan masalah

Akulah awan

 

Akulah awan

Karya : Rika
Kelas : 9C

Akulah awan

Atap bagi dunia 

Aku melihat pelik dunia begitu kejam

Dalam keheningan, tersirat tangisan yang tak henti


Akulah awan

Berlayar di samudra biru

Aku mengambang

Dengan badan kapasku ini

Aku menyimpan cerita,dalam pilu yang terpendam...


Aku menari

Menari dalamm gengaman langit

Aku bermuara di atas sinar mentari

Menyirat rindu yang tak bisa di ucapkan


Akulah awan

Bergerak perlahan

Dalam bijak nya Sujana 

Aku berjalan dalam cakrawala langit

Mengharapkan mimpi dalam indahnya Kirana


Aku membawa hujan 

Dengan rintikan ku yang Mala ini 

Dalam hirap nya sang bianglala

Aku menyimpan pesan dalam cerita yang tak terbendung


Akulah awan 

Dalam kesedihan yang membengkak

Tersimpan benalu dunia 

Dalam kekuatan yang tak terkira


Akulah awan..

Dengan kesendirianku

Aku menemukan kekuatan dalam irama angin

Membentuk keindahan dalam penantian..

Hujan

Karya    : Shaina Rosidah

Kelas    : 8E
 

Tatapan Terakhir Untukku

Karya : Naira Hilmiyah
Kelas : 8H

 

SANG PELITA

 

SANG PELITA

Karya : Naira hilmiyah
Kelas  : 8H

" Bapa.. Untuk materi ini bisa tolong di jelaskan kembali soal nya aku masih kurang paham "

Ujar seorang siswi bernama Wulan

" Iya.. Boleh kok wulan.. Coba katakan dimana yang Wulan belum mengerti dari materi ini "

Ujar pa budi sambil tersenyum

Dan tak lama kemudian pada budi pun menjelaskan kembali materi yang Wulan kurang paham. 

Di satu sisi

" Hey.. Nak.. Kenapa di jam pelajaran seperti ini kamu malam nongkrong di warung sambil merokok? Kamu tau kan peraturan yang ada di sekolah ini "

Ujar seorang ibu guru yang bernama vica

" M-maaf bu.. Saya lupa.. Saya janji tidak akan mengulangi nya lagi "

Ujar salah satu siswap kelas 9 yang bernama dio

" Yasudah.. Cepat kembali ke kelas dan ikuti semua pembelajaran hari ini "

Ujar bu vica sambil melangkahkan kaki nya

Namun di saat bu vica melangkahkan kakinya

" Cih.. Dasar guru sok asik.. Bisa nya cuman marah marah doang., padahal kan ini rokok, rokok gw.. Duit duit gw.. "

Gunam dio 

Dan tanpa siswa itu sadari bu vica mendengar semua perkataan yang dio lontarkan kepada nya.. Namun bu bisa hanya menarik nafas nya dan membuang nya bersma dengan senyuman manis nya

Di sisi lain

" Heh.. Digo .. Kenapa kamu tidak pernah mengerjakan tugas yang ibu berikan pada mu..? Se tidak suka itu kah kamu sama pelajaran ibu?.. "

Ujar bu isva

" Bukan begitu bu.. '

Ujar digo

" Lantas apa hah.. Ibu gak mau tau kamu berdiri di depan sana sampai jam pelajaran ibu selesai "

Ujar bu isva

Dan pada akhirnya digo berdiri di depan kelas hingga pelajaran ibu isva selsai

Tegas.. Ya itu adalah sikap tegas.. Mungkin sebagai siswa dan siswi menggap hal itu adalah sikap begis { pemarah}.. Sombong dan sebagainya.. Namun jika kalian tau.. Itu adalah sikap tegas.. Agar kita jerah untuk melakukan  kesalahan itu lagi. 

Aku tau pasti itu sangat menyakitkan.. 

Guru yang selama ini selalu menjadi pelita dalam kehidupan. 

Mereka mengajar kita ilmu yang sangat berguna... Dengan kesabaran nya mereka mengajarkan kami dengan begitu sabar dan ikhlas.. Kami yang selalu membuat kalian marah.. Dan tak jarang kami membuat kalian sakit hati.. Tapi berbeda dengan ibu bapa gru yang selalu tersenyum di saat para siswa dan siswi menghina atau menjelek ² kan kalian.. 

Aku sangat salut akan guru guru yang hebat.. Yang selalu membimbing kami.. Dengan begitu ikhlas.. 

Meskipun cara mengajar nya berbeda.. Tapi aku yakin semua ibu  bapa guru ingin sekali kita menjadi anak yang baik dan berguna di masa depan..kelak...

Rintikan Sendu


 Rintikan Sendu

Karya    : Naira Hilmiyah

Kelas    : 8H

Rintikan Sendu



 Rintikan Sendu

Karya    : Naira Hilmiyah

Kelas    : 8H


"Ibu.. Rima juga mau kayak temen temen Rima.. Ibu cari kerja lain ke jangan mulung doang biar Rima bisa punya motor "

Bentak Rima pada sang ibu sang baru pulang memulung

" Rima... Ibu kan sudah tua na.. Hanya ini pekerjaan yang bisa ibu kerjakan.. "

Ujar sang ibu dengan sendu

" Halah.. Udah lah bu... Mendingan sekarang ibu pergi mulung lagi biar aku bisa cepet cepet punya motor.. Rima malu bu.. "

Ujar Rima sambil pergi ke luar rumah

" Rima kamu mau kemana ini sedang hujan rim.. "

" Apaan. Sih bu.. Terserah rima dong mau kemana juga.. "

Ujar Rima sambil melangkah kan kaki nya. 

Kini mentari sudah berganti lunar

Dan kini rima sedang berjalan untuk pulang ke rumah nya dalam ke adaan hujan, 

Namun saat di tengah ber jalan rima melihat segerombolan orang yang sedang merempung korban kecelakaan

Karna penasaran rima pun menghampiri nya

" Ada apa ini.. "

Ujar Rima

" Ini neng ada seorang ibu ibu pemulung ke tabrak  dan langsung tewas di tempat "

Ujar salah satu ibu ²

"I-ibu.. "

Ujar rima terbata bata saat melihat orang yang terbaring tak bernyawa itu adalah ibu nya

"Ibu... Hiks hiks.. Ibu kenapa ninggalin rima.. "

Tangis rima

Dan tiba tiba pandangan nya beralih ke tangan kanan nya yang terdapat sebuah kotak

Dan ternyata isi dari kotak itu adalah  sebuah kunci motor

Dan sebuah surat

[ Nak.. Besok adalah hari ulang tahun mu yang ke 17 tahun.. Dan ini ibu sudah siap kan sebuah sepedah motor untuk mu.. Walaupun itu bekas tapi ibu harap kamu menyukai nya saat sepedah motor itu sampai di depan rumah.. Maaf kan ibu karna ibu tidak bisa jadi ibu yang terbaik untuk mu .. Selamat ulang tahun anak ku rima...maaf ibu sudah tidak bisa berada di samping mu lagi 

Ibu harap kamu bisa jadi seorang yang berguna di masa depan.. 

Ibu akan selalu berada di dekat mu.. 

Walau tak terlihat. 

By : ibu mu yang kau benci 

Setelah membaca surat itu rima langsung menangis se jadi jadi nya dalam rintikan hujan yang lebat 

" Ibu.. Maafin Rima bu...rima belum bisa jadi anak yang baik sn berbakti pada ibu..maaf rima belum bisa bahagia in ibu...rima janji akan menjadi seorang yang ibu impikan..Hiks hiks.. Terima kasih atas semua nya bu "

Tangis rima sambil memeluk jasad sang ibu bersama dengan rintikan hujan yang lebat

Penyesalan Seorang Gadis

 


Penyesalan Seorang Gadis

Karya    : Shaina Roshidah

Kelas    : 8E

Hai semuanya kenalin namaku adalah Raisha, aku tinggal bersama nenekku di sebuah kampung yg tidak terlalu luas, namun aku senang karena aku bersama nenekku bisa mencukupi hidup disana. Dengan hidup seadanya, aku tetap bisa menjalani hidup dan bersekolah di sekolah SMA. Ya kalian mungkin tau SMA adalah masa-masa Sekolah yang banyak tentang hal percintaan. Namun pada saat aku memasuki jenjang itu, aku tidak begitu peduli dengan yang namanya cinta, ya mungkin karna dulu aku adalah orang yang tertutup dan jarang bergaul dengan teman-teman sekelasku. Kini setelah beberapa bulan tinggal di sekolah SMA, aku sering melihat siswa dan siswi yang bergandengan tangan, adapula yang bahkan barpelukan. Disitu aku mulai geli, tapi setelah aku pikir-pikir mungkin aku perlu mencoba nya, karna aku jarang sekali merasakan apa itu kehangatan, karna dari kecil aku sudah ditinggal kan ayah dan ibu karna sebuah tragedi kecelakaan. Namun aku tidak terlalu memikirkan hal tersebut, yaa walau memang sangat menyakitkan, tapi masih ada nenek yg selalu ada untuk ku. 

Satu semester telah berlalu, kini aku telah mulai akrab dengan teman-teman sekelasku. Tapi disisi lain, aku bahkan telah menyukai seorang laki-laki yang rupa nya begitu tampan, bukan hanya itu tapi dia juga baik, bahkan saat ujian dia selalu membantu ku.Bahkan dia rela dimarahi guru, iya cuma hanya demi aku nggak ketahuan nyontek,ya walau begitu aku tetap biasa aja layak nya tidak berbuat apa-apa. Kalian mungkin berfikir aku itu jahat, tapi disisi lain aku selalu memberi nya uang  jajan karena dia telah membantu ku. 

Hari libur pun tiba, kini aku telah berteman dengan nya, namun aku belum tau siapa nanya dia, dan aku berniat akan menayangkan namanya besok. Besok nya hari kedua setelah libur ujian semester, aku disuruh nenek untuk membeli sayur-sayuran di pasar. Awalnya aku menolak, tapi karena aku kasihan sama nenek jadinya aku iyakan suruhan nenek. Setelah sampai di pasar, aku langsung membeli sayuran di toko biasanya, setelah selesai membeli, aku kemudian membayar nya dan langsung kembali untuk pulang.Tak lama kemudian....... "Brukk.. " Barang bawaan ku jatuh di tubruk seorang laki-laki, aku ingin memarahinya namun... "Whatt dia ternyata.. " Dalam hatiku. "Hai" Sapanya, "namamu Raisha bukan? " Tanya dia. "E-e iya, kalo kamu? " Tanya ku, "aku Rasya. " Ujarnya. "Eh iya salam kenal ya" Jawabku. "Ngomong2 kamu cantik ya" Ucapnya, "emm iya kah?" Tanyaku sembari malu. "Oh ya apa kita boleh ngobrol sebentar? " Tanya rasya. "Hmm boleh" Jawabku. "Eh kok bungkuk?" Tanya ku. "Nih aku udh bantu beresin barang bawaan mu" Ucapnya. "Eh iya makasih yaa" Ucapku. Eh eh.. Dia menarik ku, sampai ke sebuah taman dekat pasar tadi. 

Dia menyuruh ku untuk duduk di dekatnya,"apa yg ingin kamu bicarakan? "Tanya ku." Emm sebenarnya aku...menyukaimu".deg deg deg... Hatiku dag dig dug saat mendengar ucapan rasya. "Apa itu benar? " Tanya ku, "ya" Ucapnya.Tiba-tiba.... Bruk... Dia memeluk ku dengan cukup erat, "apakah ini yang namanya kehangatan? " Tanya ku dalam hati. Baru kali ini aku merasakan kehangatan dari seorang laki-laki yang aku cintai...,Setelah cukup lama.. Aku baru ingat bahwa aku harus memberikan sayuran ini kepada nenek. "Emm rasya.. Aku harus pulang dulu ya" Ujarku. "Untuk apa? " Tanya rasya"."aku baru ingat bahwa aku harus memberikan ini pada nenek "ucap ku. " Yasudah, tapi kau menerima ku bukan? "Tanya rasya. " Emm iya"ucapku.Rasya pun tersenyum kecil, yang membuat ku melayang aaaa. Aku salting,"ya sudah aku pergi dulu ya dahh"."dahh"ucap nya. 

Setelah sampai rumah aku baru sadar kalo ada HP rasya di tas belanjaan ku tadi, aku segera mengecek nya, dan ternyata HP nya di sandi, tapi dibelakang HP ada selembar kertas yang isinya nomor HP rasya. Aku langsung mengechat nya dan menyimpan nomor nya dalam HP ku. Besok nya aku langsung memberikan HP rasya ke taman yang kemarin aku kunjungi, dan ternyata dugaan ku benar rasya ada di sana, aku langsung menemuinya dan memberikan HP nya, dia pun langsung melihat ku, "oh, Raisha?, makasih ya udah jagain HP ku, aku kira bakal g ketemu" Ucap nya. "Oh ya Sama-sama" Jawabku. "Eh eh apa ini? " Tanya ku. "Ini adalah sebagai tanda cinta ku padamu" Ujarnya. Bahkan dia telah memberiku sebuah bunga dan satu permen cokelat, aaa manisnya. "Makasih ya" Jawabku. Dia pun pergi dan tak berkata mau kemana, aku pikir mungkin dia buru-buru, karna ada hal penting. Eh itu apa kok HP nya nyala, aku fikir mungkin hanya alarm aja. Ya sudahlah aku pulang saja. 

Satu bulan berlalu, hubungan ku dengan rasya baik-baik saja, namun suatu ketika  salah satu teman ku yang bernama sifa, dia kaya nya mulai ga suka sama ku, mungkin karna dia tau aku telah jadian sama rasya, yang dulunya dia adalah mantan nya rasya. Dia melihat ku seperti musuh yang sangat di benci, bahkan seperti ingin aku mati. Aku pikir mungkin hanya cemburu atau iri saja, tapi... Tak lama setelah nya aku melihat rasya seperti sedang telponan dengan seorang perempuan, kata katanya juga kok manis ya, padahal dia udh punya pacar, aku lah pacarnya, wkwk. Tapi kok dia senyum senyum sendiri sih, disana aku mulai mendekati nya dan aku mendengar rasya bilang"aku sayang kamu sifat, selamanya ", apa?!!, aku terkejut ketika rasya berkata seperti itu dibelakang ku. Aku tidak menegurnya, tapi aku langsung menelpon nya dan berkata" Aku kamu kita... Putus!! "Ucapnya dengan perasaan kecewa. 

Setelah beberapa jam aku menangis histeris di kamar ku dan aku berkata pada diriku bahwa aku menyesal telah mengetahui yang namanya cinta dan kehangatan.Dan aku bercerita kepada nenek bahwa aku tidak mau tau lagi apa itu yang namanya cinta,bahkan aku tidak ingin lagi merasakan kehangatan dari seorang laki-laki yang tidak mencintai ku. Kini aku kembali lagi menjadi sosok Raisha yang dulu, yang sifat nya geli pada hal percintaan. 

                                                                     -TAMAT-

Pesan moral:

Jangan terlalu berharap pada seorang laki-laki yang belum tentu mencintai mu, dan pada dasarnya laki-laki hanya ingin mempermainkan hati perempuan, jadi untuk perempuan, jaga hati kalian baik-baik, jangan sampai  seorang  laki-laki menyakiti hati kalian, kalian juga harus kuat. 

Oh ya jangan lupa follow IG ku ya @shaina_Rosz

Mengharapkan Kebebasan



 Mengharapkan Kebebasan

a story by Naylameera

class 9D

Di dalam rumah yang hampir roboh, disana ada 2 perempuan cantik yang baru saja selesai melaksanakan solat. Rumah, yang seperti tidak layak untuk disebut sebagai 'rumah', karna memang bangunannya seperti hendak roboh.

"Kak, besok hari pertama puasa kan? Jangan lupa bangunin Biyya loh kak." Ucap seorang gadis berusia 10 tahun, bernama Gazbiyya.

"Pasti, Biyya." Jawab gadis yang sedang berada dihadapan Gazbiyya, usianya sekitar 20 tahun, bernama Lekeesha. "Sudah ah, sekarang sudah malam, kita tidur, nanti sahurnya telat," lanjutnya.

Gazbiyya dan Lekeesha berjalan kearah tempat tidur yang sudah terlihat sangat rusak, mungkin seluruh benda yang ada di rumah ini bisa dibilang, tidak layak pakai.

Namun, mereka tetap tersenyum bahagia, tidur diatas kasur yang sudah menghitam, bagi mereka bagaikan tidur diatas sutra.

DYARRR....

Gazbiyya yang telah memejamkan matanya kini terbuka lagi, akibat mendengar suara ledakan yang sangat keras di luar sana. Hatinya mulai gelisah tak karuan, tidak ada lagi ketenangan dalam tidurnya.

"Kakak, ledakan itu terdengar lagi, tapi kali ini terdengar lebih dekat. Aku takut rudal itu akan sampai kesini, kita pindah yu kak" Gazbiyya berusaha membangunkan kakak nya yang terlihat sudah tidur lelap. Padahal nyatanya, sama saja. Lekeesha merasakan kegelisahan yang amat hebat.

Lekeesha membuka matanya, lalu mengusap rambut milik Gazbiyya. "kakak juga mendengarnya, tapi kita harus kemana? Sekarang, kita berdo'a saja kepada Allah, dan meminta perlindungan. Tenang saja Biyya, ada Allah dan para malaikat yang menjaga kita. Sekarang tidur lagi, rudal itu tidak akan sampai kesini." Ucapnya.

Gazbiyya kembali tenang mendengar nasihat dari kakaknya, dia pun kembali memejamkan matanya seraya berdoa. "Ya Allah, tolong jangan biarkan rudal itu sampai ke rumah kami, jagalah kami, jikapun dalam waktu dekat aku harus syahid, setidaknya izinkan aku untuk merasakan nikmatnya bulan Ramadhan, aamiin."

DYARR.....

Ledakan yang tak kunjung henti, terus saja hadir dalam tenangnya suasana malam. Mereka tak dapat merasakan lelapnya tidur. Hanya berusaha memejamkan mata, hingga pagi tiba, tanpa hilang kesadaran sedikit pun. Trauma, takut, gelisah, kehilangan, adalah hal yang biasa disana.

"Gazbiyya, bangun katanya mau puasa." Ucap Lekeesha 

Gazbiyya membuka matanya dan tersenyum kearah Lekeesha. "Alhamdulillah, kita selamat kak?"

"Alhamdulillah"

Tok..tok..tok..

Suara pintu terdengar nyaring, tapi siapa yang datang pagi pagi buta seperti ini? Lekeesha segera berjalan menghampiri pintu itu dan hendak membuka nya. Ternyata itu adalah paman Abadard, dengan mata yang terlihat sembab, seperti telah menangis lama. Ditambah baju nya yang telah berlumur darah.

"Assalamualaikum Lekeesha." Ujar paman Abadard

"Wa'alaikumussalaam paman. P-paman kenapa? Ada apa?"

"Lekeesha, ketahuilah bahwa bibimu telah syahid akibat rudal semalam ketika sedang membaca Al-Qur'an." Paman Abadard menjelaskan dengan sangat gemetar

"Innalilahi wa innailaihi roji'un. Sekarang bibi dimana? Sudah dimakamkan?" Jawab Lekeesha panik

"Sud-" Ucapan paman Abadard tiba tiba terpotong saat mendengar bahwa Gazbiyya memanggil nya

"PAMAAAAAANNNN"

"Gazbiyya, kamu sudah sahur nak?" Paman mengulum senyum manisnya

"Sudah makan kurma tadi, loh paman kenapa?"

Hari telah siang, dan jam sudah menunjukkan pukul 14.37, Gazbiyya yang baru selesai merapikan bajunya, kini mendekat kearah Lekeesha yang sedang melamun.

Gazbiyya menepuk pelan pundak milik Lekeesha. "kak eh gabaik tau ngelamun kaya gitu"

Lekeesha langsung saja mengalihkan pandangannya kearah Gazbiyya sambil tersenyum. "Tidak Biyya, kakak hanya sedang berfikir nanti kita berbuka pakai apa ya? Kita sudah tidak memiliki makanan."

"Hmm, kita tanya paman saja."

Gazbiyya berlari keluar menuju rumah paman Abadard yang tak jauh dari rumahnya. Namun ketika itu, ia melihat banyak sekali tentara yang membawa senjata. Ia bersembunyi dibalik reruntuhan bangunan.

DER....DER....DER....

Tepat dihadapan Gazbiyya, ia melihat lansia bahkan balita ditembak oleh tentara tentara itu. Darah berceceran dimana mana. Sungguh, sudah tidak ada lagi tempat yang aman disini.

Mereka menjadi pelarian, pengasingan, buronan kriminal, bahkan tersangka, hanya karena iman dan ibadah mereka. Mereka divonis hukuman mati oleh orang orang yang membungkam mulut mereka.

"Assalamualaikum paman" Gazbiyya mendekati paman Abadard yang sedang membersihkan puing bangunan akibat rudal semalam.

"Wa'alaikumussalaam Gazbiyya, kenapa nak?"

"Kita akan berbuka dimana? Apakah mereka akan menembak kita?"

"Insyaallah kita akan berbuka di masjid yang ada di Yerussalem karena paman yakin akan banyak sekali orang yang ikut berbuka disana. Berdoa saja semoga baik baik saja."

"Baik paman, Biyya mau siap siap untuk ke sana."

"Kita berangkat bersama sama ya."

"Hari ini adalah hari pertama berpuasa bagi mereka. Saya yakin mereka akan berbuka di masjid Yerussalem hari ini, apalagi ini hari pertama pasti banyak orang dari balita hingga lansia." Ucap seorang pria dewasa dengan senyum liciknya.

"Kami mengerti. Kami akan kesana, menembak hingga memasang rudal disana."

"Bagus."

Disisi lain, Gazbiyya yang hendak melewati tempat itu tak sengaja mendengar pembicaraan mereka. Ia segera saja berlari ke rumahnya dan hendak memberitahu kepada kakaknya Lekeesha.

"Kaka Keesha, kita tidak usah ikut ke Yerussalem, kasih tau semua orang." Ucap Gazbiyya panik

"Loh? Kenapa?"

"Assalamu'alaikum Lekeeshaaa"

"Wa'alaikumussalaam Ghina, iya sebentar. Biyya, sudah kamu tenang saja ya." Lekeesha berlari kecil menuju ke arah suara.

Mereka semua menuju ke masjid Yerussalem bersama sama. Ternyata benar disana sudah banyak sekali orang yang hendak berbuka puasa. Saking menyenangkan nya, Gazbiyya sampai lupa apa yang akan terjadi disini.

Adzan Maghrib pun berkumandang, mereka semua bahagia bukan kepalang. Rasa lapar mereka digantikan oleh beberapa buah kurma dan beberapa tegukan air putih.

Mereka pun hendak melaksanakan ibadah solat maghrib secara berjamaah. Setelah selesai, tiba-tiba terdengar suara ledakan sangat keras di luar sana. Orang-orang berhamburan keluar hendak menyelamatkan diri.

"Ya Allah, lagi lagi ledakan itu terdengar jelas." Ucap seorang wanita dewasa.

"Tolong lindungi kami ya Allah." Dilanjutkan oleh wanita yang lain

Tak lama dari itu, sebuah peluru berhasil mengenai seorang balita. Saat itu juga terlihat banyak sekali tentara yang menggunakan senjata mereka untuk menembak semua orang yang ada disana.

Melihat itu Lekeesha langsung saja berlari keluar masjid hingga terlupa dengan adiknya, Gazbiyya. Diluar ia bertemu dengan paman Abadard, yang terlihat sangat panik.

"Keesha, Biyya mana?" Paman Abadard mulai membuka suara, ketika melihat bahwa Gazbiyya tidak ada disamping Lekeesha.

"Astaghfirullah paman, mungkin dia tertinggal di dalam, ya Allah, bagaimana ini paman?!" Lekeesha terlihat sangat panik ketika ia juga baru sadar akan itu.

Lekeesha berlari hendak masuk kedalam masjid itu kembali, namun segera ditahan oleh paman Abadard. "Kamu mau kemana Lekeesha? Sudah diam disini, adikmu pasti baik baik saja."

"Tidak paman, aku ingin menemui adikku sekarang juga. Aku takut jikalau harus kehilangan Biyya. Tidak, itu jangan pernah terjadi." Tangis Lekeesha pecah saat itu juga.

"Tenang Keesha, tenang."

"Bagaimana aku bisa tenang kalau adikku saja ada didalam sana? Sedangkan disana sedang terjadi penembakan? Aku tidak akan pernah tenang sampai aku melihat bahwa adikku baik baik saja!"

"Keesha, dengarkan paman, kalau kamu kesana keadaan akan semakin rumit. Sekarang kamu beristighfar."

"Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah."

DYARR......

Terdengar suara ledakan yang sangat dekat disana. Paman Abadard segera memegang erat tangan Lekeesha, dan menariknya untuk pergi dari sana. Namun Lekeesha tetap pada pendiriannya yaitu menunggu adiknya keluar.

"Keesha, kita harus pergi dari sini. Paman yakin rudal itu akan sampai kesini."

"T-tapi paman"

Paman langsung saja menarik Lekeesha dan berlari, diikuti oleh semua orang yang lari ketakutan. Entah kemana mereka harus pergi.  

Gazbiyya bersembunyi dibalik lemari tempat penyimpanan mukena, ketika dirasa bahwa sudah aman dia keluar dari masjid dan melihat sudah banyak asap disana.

"Ledakan itu pasti terjadi lagi, tapi dimana paman dan kakak?"

Hingga Gazbiyya melihat bahwa kakak dan pamannya sedang berlari menjauh dari masjid itu. Ketika Gazbiyya hendak berlari, kakinya malah tertembak dari belakang. Ia langsung terjatuh, dan hanya bisa berteriak.

"KAKAAAA, PAMANNN!"

Lekeesha mendengar itu, sedangkan paman tidak. Lekeesha melihat ke belakang dan menampakkan adiknya yang hendak di tembak oleh tentara tentara itu.

"TIDAKKKK"

Lekeesha berbalik arah, dan berlari menuju adiknya. Ketika tentara hendak menembakkan peluru nya kearah Gazbiyya, ternyata Lekeesha sudah lebih dulu memeluk Gazbiyya, sehingga yang tertembak adalah, Lekeesha.

"Kakak, t-tidak, tidak mungkin." Tatapan tak percaya hadir dari mata Gazbiyya, ia menutup mulutnya dengan tangannya yang sudah berlumur darah milik kakanya.

Ketika ia melihat ke depan, ia melihat rudal hendak mengenai pamannya.

DYARR.......

Rudal itu benar benar mengenai paman Abadard. Hati Gazbiyya seketika hancur berkeping-keping, melihat kakak nya tertembak dalam pelukannya, dan diwaktu yang bersamaan ia melihat pamannya terkena  ledakan yang cukup besar. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa paman Abadard dan Lekeesha telah syahid saat itu juga.

"P-paman..."

"Kak, apa yang sebenarnya mereka inginkan? Hingga mereka merebut seluruh keluargaku. Tanahku terbakar, bahkan kebebasan pun telah sirna. Dunia masa kecilku pun telah hancur. Bagaimana rasanya menjadi anak kecil kak? Apakah diluar sana, anak kecil bisa memakan apapun yang diinginkan? Apakah mereka bisa tidur nyenyak? Aku menginginkan itu. Bukan hanya manusia dan binatang yang berdarah, tapi mainan ku turut berdarah." Sesak dada Gazbiyya saat mengatakan itu. Ketika ia melihat sekeliling nya, ia melihat tanahnya telah hancur, banyak mayat yang tergeletak di jalan sana.

"Kenapa kau harus syahid lebih dulu dari aku? Seharusnya kita syahid bersama sama kak. Tapi aku ingin mengucapkan selamat, 20 tahun kau merasakan kegelisahan, ketakutan, dan kehilangan, kini kau sudah bahagia dalam kehidupan yang lebih abadi. Tunggu aku untuk menemuimu disana, semoga lebih cepat." 

Allahuakbar.... Allahuakbar.... Allahuakbar...

Gema takbir dari warga Palestina, merayakan hari raya setelah sebulan penuh mereka berpuasa.

"Kak Ghina, antar aku pulang kerumah ya, disana ada mukena bekas peninggalan kakak dan ummi." Ujar Gazbiyya kepada Ghina, sahabat dekat Lekeesha.

"Tentu saja, Biyya." Senyuman manis Ghina perlihatkan kepada Gazbiyya.

Selama ini, mereka tinggal di tenda pengungsian semenjak kejadian sebulan lalu. Ketika sampai di depan rumah, hati Gazbiyya benar benar teriris, ketika rumahnya sudah benar benar hancur.

"Innalillahi, kak rumahku kini telah hancur. Semuanya hancur, bahkan hatiku ikut hancur." Gazbiyya telah berlinang air mata ketika melihat kondisi rumahnya.

"Sabar ya Biyya sayang. Sekarang kita kembali ke tenda pengungsian, kamu tinggal dengan kakak disana. Kita sama sama telah ditinggalkan oleh keluarga dan rumah. Tapi yakinlah, bahwa Allah telah menyiapkan rumah yang lebih indah, dan ketenangan yang tiada tara, di Jannah-Nya." Ghina, mengusap air mata di pipi milik Gazbiyya, dan memeluknya, mereka saling menguatkan satu sama lain.

-SELESAI-

SAHABAT BAIKKU


 SAHABAT BAIKKU 

Penulis    : Delfan

Kelas       : 9c


Saat ini  berada dikelas 9 SMP , setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku, rizal, Denis, dan Rafael . Kami berempat sudah berteman sejak kelas 8 ada juga semenjak kls 7 dan baru berteman. 

Suatu hari kami bermain bersama disekolah. Jalan jalan mengelilingi sekolah. Dan kami semua berjanji bahwa kami tidak akan saling menghianati satu sama lain. 

Kami juga membuat surat perjanjian persahabatan kami ber 4 . Kami semua menyobekan buku dan menulis sesuatu tentang kebersamaan kami. Terus kami memasukkan kedalam sebuah kotak segi empat lalu mengubur nya didekat rumah ku yang ada pohon besar. Tapi kami berjanji akan membuka  kotak itu saat kami lulus SMP. 

Beberapa bulan kemudian.

Hari yang kita ber4 tunggu -tunggu selama beberapa bulan dan akhir kami semua sudah di bagi kelulusan . 

Keesokan nya  kami berencana untuk merayakan kelulusan kami dengan makan di cafe /restoran.

Disitu kami berkumpul dan merayakan kelulusan kita ber4 di kafe/restoran.makan bersama sambil bercerita tentang kedepannya. 

Disitu rizal berbicara kepada kami semua. Dia berkata:

"Kalian ingat engga kita kan sebelum kelulusan kita kan menulis surat dan di simpan di sebuah kotak di depan rumah kamu sat? ", kata rizal. 

" Ouh, iya aku lupa besok kalian kerumahku yah kita buka sama sama kotaknya, nanti aku jemput deh pakai mobil ku", kata aku. 

"Iya , InsyaAllah kita datang ",kata mereka semua. 

Setelah berbincang bincang bersama kami pun pulang. 

Keesokan harinya telah tiba aku siap siap untuk menjemput mereka semua untuk membuka kotak yang didalamnya ada tulisan yang kami buat . Satu persatu aku menjemput mereka dan akhirnya mereka sudah ada bersama ku dan kami menuju ke rumahku kembali. Tetapi  rafael berkata:

" Perasaan aku tidak enak sat ", kata dengan perasaan cemas. 

" Udahlah rafael tidak akan ada apa-apa kok jangan cemas. Kata Denis sambil mengusap punggung rafael. 

"Tapi, perasaan ku enggak enak banget. Pelan pelan yah sat ", kata rafael sambil bingung.

" Iya, tenang aja aku akan pelan - pelan kok ", kata aku. 

Tidak lama setelah aku berbincang bersama mereka. Hal sesuatu terjadi. 

Rem mobil yang kami naiki blong dan tidak bisa berhenti dan didepan ada jurang. 

Aaaaaaaaa 

Bruuuuk. Mobil kami semua masuk ke jurang .Disitu aku tidak sadar sama sekali. 

Akhirnya aku perlahan lahan membuka mataku dan aku melihat sekelilingku dan aku ternyata sudah ada di rumah sakit. Aku bertanya kepada suster. 

" Sus, bagaimana dengan teman teman ku ", kata aku dengan expresi sedih. 

Suster itu menjawab dengan expresi sedih dan suara lemas. 

" Maaf, teman temanmu tidak bisa kami tolong ", kata suster itu.

Setelah mendengar perkataan suster itu aku terus menangis karena kami tidak bisa membuka kotak yang didalam nya ada tulus kami. 

Beberapa hari kemudian. 

Akhirnya aku sudah sembuh dan aku bersiap siap untuk ke permakaman mereka. Dan akhirnya aku telah tiba di permakaman mereka. 

" Mengapa, kalian semua meninggal kan aku kita kan belum membuka kotak itu ", kata batin ku. 

Setelah lama di permakaman mereka aku berencana untuk membuka kotak itu. Aku segera pulang. 

Beberapa jam kemudian. 

Akhirnya aku tiba dirumah dan segera menuju pohon besar yang dekat dirumah itu aku berlari membawa sambil membawa peralatan untuk menggali kotak itu. Dan aku sudah sampai kotak itu. Dan aku segera menggali tanah untuk mengambil kotak itu dan akhirnya ketemu juga. Dan aku segera membukanya dan membaca semua yang ada di kotak itu. Dan aku membacanya sambil menangis karena isi tulisan yang mereka buat sangat sangat membuatku sedih. 

Aku sangat berharap berteman sampai kami tua. Tetapi, semua itu sudah menjadi angan -angan . Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.

Bintang di atas itu Ayahku


 Bintang di atas itu Ayahku

Karya    : Naira Hilmiyah
Kelas     : 8H

Kunci Kesenduan Sang Gadis

 


Kunci Kesenduan Sang Gadis

Penulis : Naira Hilmiyah

Kelas    : 8H

" Heh babu.. Beresin ini semua atau nggak ada jatah makan untuk mu harii ini "

Ujar ibu tiri ku

" Baik bu.. "

"Eh bu.. Bu... Apaan bu.. Lu itu harus panggil gw nyonyah "

Ujar ibu tiri ku sambil menerjang kaki ku

"B-baik nyonyah "

Ujar ku terbata sambil menahan rasa sakit di kaki ku

Dia adalah ibu tiri ku.. Semenjak ibu meninggal ayah menikah lagi dengan seorang janda beranak 1..

Namun ibu sambung ku tidak memperlakukan ku dengan baik melainkan seperti seorang babu namun saat berhadapan dengan ayah ku ibu tiri ku berubah menjadi malaikat tanpa sayap

" Heh babu... Cepet lu pasangin sepatu gw, gw udah telat "

Ujar adik sambung ku

" Tapi anna... Aku juga udah telat "

Ujar ku

" Oh.. Jadi lu udah berani sama gw hah.. Jadi ku gak mau nih pasangin sepatu gw hah "

Ujar anna sambil mendorong ku

" Bukan.. Begitu.. Em.. Baik lah biar aku pasangkan "

" Nah gitu dong dari tadi.. Dasar babu "

Di sekolah

" Elsa.. Kita ke kantin yuk aku lapar nih "

Ujar sahabat ku yang bernama nina

" Maaf nin.. Aku gak ke kantin yah.. "

" Kenapa.. Apa kamu gak di kasih uang lagi? 

Ujar nina dan aku hanya mengangguk

" Yaudah gak papa pake uang ku aja yah "

" Nggak nina aku antar saja yah.. "

" Elsa.. Kenapa sih kamu bisa nyembunyiin masalah mu dengan begitu rapat.. Bahkan aku sampai mengira diri mu sangat lah di manja dan di sayang... Aku sangat bangga dengan diri mu.. Meskipun banyak masalah yang kau hadapi tapi diri mu terus tersenyum tanpa menunjukkan sisi kesenduan mu "

Ujar nina

" Haha... Nina, Nina.. Kamu ini ada ada aja.. Sudah ku kata kan pada mu.. Kesedihan bukan hal yang baik.. Tapi dengan senyuman kita akan merasa jauh lebih baik.. Bukan kah begitu "

Ujar ku dengan senyuman khas ku

" Kau benar Elsa.. Kesedihan bukan hal yang baik... Aku yakin suatu saat nanti kamu akan menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.. Dan semoga ayah mu segera sadar atas perlakukan ibu tiri mu pada mu , el "

" Em.. Semoga saja... Yaudah ayok ke kantin katanya lapar.. Tuh liat perut mu udah demo minta makan , hahah "

Ujar ku dan Nina pun tertawa terbahak bahak

Senja Yang Sendu

 


Senja Yang Sendu

By : Naira Hilmiyah

Kelas : 8H


"Ayah.. Liat deh matahari di sana.. Terlihat sangat indah.. Seperti Rachel memandang ayah. 

Ayah, ayah harus janji sama Rachel kalo ayah bakal sembuh dari penyakit kanker yang ayah derita "

Ujar Rachel sambil menggemgam.. Tangan sang ayah


" Rachel.. Kalo misalnya ayah pergi.. Rachel jangan sedih yah.. Ayah janji akan selalu ngawasin Rachel walau dari jauh.. "


"Ayah.. Ayah jangan ngomong kayak gitu.. Rachel yakin ayah pasti sembuh.. "


" Rachel.. Kalo takdir berkata lain.. Maka relakan ayah pergi untuk memenui ibu di atas sana.. Ayah yakin kalo Rachel itu anak yang kuat dan hebat.. Rachel janji yah sama ayah "


Ujar sang ayah sambil memeluk erat sang anak.. 


"Iya ayah.. Rachel janji akan menjadi anak yang kuat "


"Terima kasih nak "


Ujar sang ayah tanpa melepaskan pelukan nya... 


Tak lama pelukan erat itu melonggar.. 



" Ayah.. Ayah tidur yah.. "


Ujar Rachel sambil menggoyangkan sang ayah 



"Ayah.. Ayah bangun.. Ini Rachel... Ayah.. Bangun.. Hiks hiks "


Rachel berusaha untuk membangun kan sang ayah namun takdir berkata lain.. 


Kini sang ayah sudah meninggalkan sang ayah bersama dengan tergelamnya matahari di sana

Senja Yang Sendu

 


GERIMIS MENGUNDANG"

 

"GERIMIS MENGUNDANG"

Karya : Rika Anggraeni

Kelas : 9C


Selubung  awan telah membuta

Menari diatas langit bayangan

Menggantikan simfoni  bersinar kilau...


Burung burung kecil berdesir...

Terbang dengan sayap nya dalam kesunyian

Mencari suaka di tengah bisikan hujan...


Percikan hujan berdansa di kolong awan

Melepaskan dekap dalam peluk anila 

Merendam peliknya semesta...

Ditemani dersik melodi angin

Memandu daksa ku membelai sentuhan dingin...


Deru petir menggelegar memecahkan benalu angan ku

Seolah meruntuhkan nuansa kalbu ku...

Ranting dahan berkelombak diatas tangkai

Mengekang urung dalam hantaran tak terbalas


Curahan hujan..

Dalam helaian hijau

Menghadirkan bayangan di atas butirannya..


Hamparan genteng berbalut basah 

Di balut oleh tarian butiran hujan

Sungguh Anindita dalam setiap rinai nya..


Lapisan lapisan bumi yang dulu  renjana butiran hujan

Kini telah lembab di lumuri gerimis...

Gerimis menari dalam dekap angin

Menghidupkan dunia tampak sejuk


Rumput rumput bersemu

Di atas melodi angin yang bergoyang...

Perhiasan alam tersenyum manis

Dengan paras nya yang gembira...


Sungguh sempurna...

Bagai seni alam yang baru selesai

Setiap tetesannya bagai abhati 

Mengulung asa dalam setiap langkahnya..

D BOOK


Cerpen Bergambar dengan judul D Book
Penulis : Salwa Nur azizah
Kelas : 9D











 

MALAM YANG SENDU

 

MALAM YANG SENDU

Penulis : Naira Hilmiyah

Kelas    : VIII H


*uhuk

*uhuk

" I-ibu.. Ibu batuk darah lagi yah..? 

Ujar seorang anak yang berusia 11 tahun dengan sendu

" I-ibu gak papa kok "

Ujar nya mencoba menenangkan tiara

"Ibu.. Ibu tunggu di sini yah biar tiara belikan ibu obat dulu "

"T-tapi nak.. Kita gak punya uang untuk itu.. Lagian ini juga sudah petang "

"Ibu gak usah khawatir.. Tiara janji akan membawa kan ibu obat.. "

Ujar tiara sambil berlari meninggal sang ibu

... 

"Tante.. Tiara mau pinjam uang buat beli obatnya ibu "

"Ck.. Gak ada enak aja pinjam² hutang kamu aja yang kemaren gak di bayar.. Masa mau pinjam lagi.."

Ujar tante yani dengan sinis

"Tapi tan.. Tiara butuh buat beli obatnya ibu.. Tiara janji bakal bayar semua hutang² tiara "

" Cih.. Udah deh.. Percuma kamu mohon² pada ku.. Aku tetap tidak akan memberikan nya pada mu.. Jadi lebih baik kamu pergi dari sini "

" Tapi tan"

"PERGI..!!!! "

" B - baik tan "

Ujar tiara dengan air mata yang membasahi pipinya.. 

Sesampainya di rumah tiara langsung menemui ibu nya

" Ibu.. Maaf.. Tiara belum bisa beliin obat buat ibu.. "

Ujar Tiara namun hening

" Bu.. Bangun bu.. Bu.. Ibu.. Hiks hiks.. Bu ini tiara bu.. Ibu jangan tinggalin tiara.. Ibu.. "

Ujar tiara sambil menangis histeris karna sang ibu sudah tiada. 

"Ibu.. Maafin tiara gara gara tiara gak bisa beliin ibu obat ibu.. Jadi ninggalin tiara.. Hiks hiks.. Maafin tiara bu.. "

Ujar tiara sambil memeluk jasad sang ibu

TIDAK TERLIHAT NAMUN BISA DI RASAKAN

TIDAK TERLIHAT NAMUN BISA DI RASAKAN

Penulis: Naira Hilmiyah

Kelas   : VIII H

" Eh.. Hana, ini udah azan aku mau ke masjid dulu yah "

"Ck.. Ngapain sih li.. Mending kamu pindah agama aja jadi Kristen.. Karena kalo di Kristen kita cuman beribadah di hari minggu aja "

Ujar Hana

"Eh.. Hana, maaf yah tapi aku sudah nyaman dengan agama yang aku anut.. Aku nyaman sangatlah nyaman "

Ujar ku sambil tersenyum

" Tapi.. Kan Tuhan mu tidak pernah terlihat tidak seperti Tuhan ku.. Dan apa kamu tau gimana wujud Tuhan mu itu ? "

Ujar Hana

" Hana... Walaupun aku tidak mengetahui wujud Tuhan ku.. Tapi aku bisa merasakan kehadirannya "

Ujar ku sambil tersenyum. 

Dan di saat aku dan Hana sedang berbincang tiba tiba Iam datang menghampiriku dan Hana

"Eh.. Maaf bukannya lancang yah tapi tadi aku mendengar kalian sedang berbincang tentang perbedaan agama kalian kan "

Ujar iam

"Eh.. Iya nih.. "

Ujar ku

"Hana.. Apakah kamu pernah mendengar tentang toleransi beragama? 

" Ehm.. pernah.. mengapa? bahkan kita juga di ajar kan di sekolah "

Ujar Hana kebingungan

" Nah.. Kalo begitu kenapa kamu tidak menerapkan sikap toleransi kamu kepada orang lain? 

Ujar Iam

" Ehm.. Karena aku merasa aneh dengan Tuhan/agama yang di anut oleh Lina "

" Aneh? Maksudmu karena Tuhan yang Lina anut tidak terlihat? "

"Em.. Iya "

" Hana... Dengan kamu berbicara seperti itu.. Sama saja kamu seperti sedang menjelek-jelekkan Tuhan mu sendiri.. Bukannya Lina juga sudah menjelaskan pada mu tapi kenapa kamu seperti itu.. "

"Em.. Iya.. Seharusnya aku tidak berkata seperti itu tadi.. Lina maafkan aku yah.. Aku gak bermaksud untuk menghina agama yang kamu anut yaitu agama Islam.."

" Iya.. Gak papa.. Tapi kamu jangan seperti itu lagi yah "

" Nah.. Gitu dong kita itu hidup di dalam lingkungan yang penuh dengan rasa toleransi.. Dan kita harus ingat semua agama yang di dunia ini baik gak ada yang buruk jadi kita tidak seharusnya saling menghina agama yang orang lain anut "

 Ujar Iam

"  Nah yang iam katakan benar Karna di sini kita ini adalah sebagai penerus bangsa Indonesia.. Kita ini adalah anak bangsa yang penuh dengan semangat dan sikap toleransi baik dalam agama, budaya dan lain sebagainya. 

Ujar aku tersenyum

Rintikan Hujan di Siang Hari



Rintikan Hujan di Siang Hari

Karya : Delfan

Kelas : 9C


Di saat siang hari yang sangat cerah tiba-tiba menjadi gelap dan meneteskan air hujan yang sangat deras 

Akan ku penuhi jiwaku

Rintiknya air mataku ini terus mengalir

Disana aku melihat jendela dan aku merasa di peluk oleh kesunyian kehidupanku. 


Rintik hujan... 

Mengapa kau selalu datang bersamaan dengan air mataku

Kehidupanku sedang pilu, kau buat menjadi sangat pilu

Aku tak kuat menahan semua ini

 

Tolong... Tolong... Hentikan tetesan air mataku ini 

Tolong... Tolong... Buat aku tersenyum dalam syahdu ini

Tak bisa... Tak bisa... Berkata lagi


Rintik hujan selalu menemaniku di saat aku sedang mendekap erat dalam kesuyian

Terkadang aku harus terus bangkit beberapa langkah lagi untuk melewati rintangan-rintangan ini 

Cukup sudah aku hanya ingin tersenyum lebih lama lagi


Tolong... Tolong... Kabulkan doaku ya Tuhan. 

Aku enggak bisa mengahadapi cobaan ini 

Tolong... Tolong... Kuatkan aku untuk bisa menghadapi masalah ini. 


Rasanya aku ingin pergi ke sesuatu tempat yang jauh dari sini. 

Tetapi... Tetapi aku tidak bisa karena aku harus berjuang melewati masalah-masalah ini. 

Rintik hujan terima kasih kau sudah menemaniku di saat aku sedih dan di saat aku senang 

Engkaulah saksi di kehidupanku.

KEJAMNYA DUNIA DI 2016

 



KEJAMNYA DUNIA DI 2016

Karya : Khinara Meira Ayu

Kelas  : 9D

Tak ada yang lebih adil selain tuhan,dan tak ada yang kuasa selain tuhan..

Hidupku menjadi tak berarah karena melakukan kesalahan yang tak ku perbuat...

Mereka mengatakan aku lah penjahat,aku lah seorang yang keji..

Bagaimanapun tak pernah ku perbuat kesalahan itu dan tak ada alasan mereka memperlakukan ku seperti sampah..


Tuhan.. saya tidak tahu bagaimana mengugkapkan perasaan ini dengan kata kata..

Tak ada bisikan yang mengatakan bahwa setelah kejadian itu akan merubah hidup semua orang 

Semua hal yang tidak kulakukan dibesar kan oleh seluruh masyarakat untuk menyudutkan saya..

Semua tuduhan kejam tertuai yang tidak dimengerti sehingga seseorang percaya bahwa saya penjahat


Aduhai...

Sulit untuk menjelaskan apa yang saya rasakan dalam hal ini saya gelisah,saya putus asa..

Sering saya berfikir adakah satu hal yang dapat saya lakukan di hari itu..

Dan mengubah semuanya..


Aku yakin Tuhan akan mendengar doa orang yang tertindas...

setelah kejadian itu mimpi buruk saya dimulai...

Sejak itu saya dituduh sebagai penjahat lalu polisi tanpa senjata berdatangan untuk menangkap saya..

Tuhan saya yakin Engkau selalu ada di dekatku.

KITA DAN SENJA DI KALA ITU

 

KITA DAN SENJA DI KALA ITU

Karya : Rika Anggraeni
Kelas  : 9C

Rona jingga membuai dilangit sore

Di iringi alunan angin yang lembut

Membuat ku termenung akan suatu hal

Dahulu kita dan senja bagai ikatan sejati

Selalu merangkai cerita yang indah...


Tapi kini...

Kau bagai cahaya malam

Yang redup hanya tuk menyimpan luka 

Aku terbuai dengan janji manis mu

Yang seakan akan mengikat diriku


Katanya...

Kau akan menjadi gemerlap 

Saat ku di rundung masalah

Tapi kinii kau bagai langit senja 

Hilang begitu cepat dengan seribu alasan


Senja tak lagi menarik

Tanpa hadirmu 

Senja tak lagi spesial bagiku

Saat kau hilang di samping ku...


Terkadang

Aku rindu masa kita dan senja

Yang membuat puingan kenangan

Tapi kini hanya menjadi sejuta cerita dalam hidupku


Matahari terbenam...

Manandakan malam yang sudah tiba...

Kini aku akan pergi dari rajutan cerita antara kita dan senja 

Rintik tangisan ku

Hanya sebagai jejak Antara kita

Pemberian Terakhir Ibuku


 


Pemberian Terakhir Ibuku

Karya     : Naira Hilmiyah

Kelas     : VIII H

Seorang gadis berusia 12 tahun yang bernama indah. Gadis itu berada di tepi danau yang tenang saat malam hari. Gadis itu menatap danau sambil menangis.

" Ibu.. Indah kangen ibu.. Ibu kenapa sih.. ninggalin Indah.. Indah nakal yah bu.. Sampai ibu dan ayah ninggalin Indah..? "

Ujar gadis itu sambil menangis dan terus memanggil sang ibu..

Tak lama setelah Indah menangis.. Datang lah sosok ibu Indah dengan wajah yang penuh dengan senyuman manis.. Sosok itu menghampiri Indah dan memeluknya.

" Indah.. "

" I-ibu.. Ini beneran ibu "

Ujar Indah dan dianggukan

" Ibu... Indah kangen ibu.. Ibu kenapa ninggalin Indah.. Indah nakal yah bu..?

" Nggak sayang Indah gak nakal.. Tapi ini udah takdir Tuhan untuk ibu pergi dari Indah.. Indah yang kuat yah... Ibu yakin indah bisa.. "

Ujar sang ibu dan meninggal sebuah kalung dan pergi

" I-ibu.. Kalung ini "

" Baik lah.. Bu.. Indah janji indah bakal jadi anak yang baik dan kuat demi ibu.. TERIMAKASIH bu "

Hingga beberapa tahun kemudian Indah berhasil mencapai tujuannya... Dan Indah pun kembali

Ke sebuah danau dimana ia terakhir kali nya bertemu dengan sang ibu

" Ibu.. Indah berhasil... Makasih yah.. Bu "

Ujar Indah sambil memegang kalung tersebut dan tiba-tiba kalung tersebut mengeluarkan cahaya yang membuat Indah tersenyum bahagia.

Bintang di Langit itu Ayahku

 

Bintang di Langit itu Ayahku

Karya: Naira Hilmiyah 

Kelas: Vlll H

Seorang wanita berusia 15 tahun yang bernama Ira. Setiap malam ia selalu menatap malam berbintang.. Dan menatapnya dengan sendu.

" Ayah... Ayah.. Bisa dengar suara Ira kan... Ayah Ira kangen... Ira kangen ayah.. Hiks hiks... Di sini gak akan ada lagi yang sayang sama Ira hiks.. Ira mau nyusul ayah ke surga aja... Ira takut... Ibu udah gak sayang lagi sama Ira ayah... Hiks "

Remaja itu terus saja menangis setiap malam menatap malam yang berbintang. Lalu mencurahkan isi hati nya. Ira menganggap bintang di atas itu adalah ayahnya yang sudah meninggal 3 bulan yang lalu dan Ira tinggal bersama ibunya yang sangat membenci Ira padahal Ira adalah anak kandungnya.

" Ayah... Semenjak kepergian ayah.. Ibu jadi benci sama ira yah hiks hiks.. "

Ira pun terus menangis sambil menatap langit . 

Hingga akhirnya Ira meluruskan matanya.. Dan betapa bahagianya Ira saat melihat kehadiran sang ayah. Ira pun langsung memeluk sang ayah dengan erat.

" Ayah... Ira kangen... Ayah jangan ninggalin Ira lagi.. Ira takut... Ibu jahat ayah hiks hiks ibu udah gak sayang Ira hiks "

" Hey.. Ira liat ayah.. Ira gak boleh gitu ibu sayang sama Ira.. Ira yang sabar yah.. Ira gak boleh nangis terus.. Ayah baik baik aja di sana.. Ira jangan nangis yah.. Ayah sayang ira... "

Ujar sang ayah dan tiba tiba menghilang dari pelukan Ira. 

"Hiks hiks... Ira janji ayah... Ira bakal jadi anak yang kuat demi ayah... Ira sayang ayah.. "

Hingga beberapa tahun kemudian ira berhasil menjadi seorang dokter yang cantik dan baik hati.. Dan ibu Ira sudah kembali menyayangi Ira

Hingga suatu malam ira menatap kembali langit yang terdapat bintang di atasnya 

" Ayah... Ira berhasil yah... Ira berhasil.. Hiks hiks... Makasih ayah.. Ira sayang ayah  "

Lalu terlihatlah sosok sang ayah yang melambaikan tangan tersenyum bahagia menatap keberhasilan sang anak tercintanya.. 

Hal inilah yang membuat Ira kembali bersemangat untuk menjalani hari hari nya.

Tanpa hadir nya seorang ayah

Sekedar berlabuh



 Sekedar berlabuh

By: Qiana Nadila Gertine 

kelas : 8H


suara angin pantai dan deburan ombak tak asing lagi bagi Anna Xeviaa Dirgan gadis berusia 15 tahun yang selalu menanti kedatangan ayah nya pulang, Johan Dirgan ayah dari Anna yang bekerja sebagai nelayan. 


"Ayah.. Ayah dimana udah jam segini kok belum pulang ya?" Anna sangat gelisah pasalnya jam segini sang ayah tak kunjung datang, tak lama Anna melihat sebuah perahu dari kumpulan kabut disana, "Ayah, itu pasti ayah" ucap Anna menghampiri perahu kayu yang di dalamnya terdapat johan dan seorang temannya.


"Ayahh.. akuu rinduu ayah" Anna memekik senang lalu memeluk ayah tercintanya, johan tak menyangka putri semata wayang nya menunggu dirinya di waktu fajar seperti ini.

"Anak cantiknya ayah ngapain disini, nak ?" johan mengelus lembut hijab sang anak, "Anna kangen sama ayah, ayah udah dua malem gak dirumah, aku kesepian ayah" Anna munundukan kepala nya, johan yang melihat putri semata wayang nya sangat terpuruk, andai saja istrinya tidak meninggal saat melahirkan Anna, mungkin saat ini istri tercintanya masih bersama nya, Johan sama sekali tidak menyalahkan Anna, justru ia bangga kepada istrinya yang rela mengorbankan nyawanya demi melahirkan bidadari yang luar biasa.


 "Anna, hey liat Ayah" Johan memegang dagu sang anak, Anna mulai mengangkat kepalanya "Anna, maafin Ayah ya nak?, Ayah belum bisa jadi Ayah yang terbaik buat kamu, Ayah belum bisa menjadi sosok Ibu buat kamu, maafin Ayah ya, nak?" Johan tersenyum tanpa sadar air matanya lolos begitu saja, "Ayah itu Ayah terbaik yang Anna temuin, Ayah itu keren, bisa jadi peran Ibu bagi Anna, Anna sayang banget sama Ayah" Anna menghapus air mata sang Ayah, "Ayah udah jangan sedih lagi, ayo kita pulang" Anna menggenggam tangan Johan dengan erat, "Iya putri Ayah, ayo kita pulang" Johan dan Anna pergi menyusuri pantai dan matahari yang tampak malu malu untuk menampakan dirinya.


*keesokannya 


"Ayah udah bangun belum ya ?" Anna menghampiri sang ayah yang sedang tertidur pulas di kamarnya.


tok tok tok

"Ayah ini udah pagi, ayo sarapan bareng Anna" hening tak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar Johan.


Ceklek

Anna membuka pelan pelan pintu kamar tersebut, Anna melihat kondisi Johan yang tergeletak di lantai

"Ayah?! Ayah bangun Ayah.. Ayah.. Ayah bangun.. Anna masih butuh Ayah.. Anna masih butuh sosok Ayah.." Anna tak kuat menahan tangis.


hampa, sunyi, sepi itulah yang Anna rasakan setelah ditinggalkan selama lamanya oleh Ayah tercintanya, tatapan kosong Anna mengarah ke pantai "Ayah.. Ayah ternyata tidak hanya sekedar berlabuh.."

Masa Putih Biru

 



Penulis: Khinara Meira Ayu

Kelas: 9d

Pengurus osis wakil sekretaris

 

Masa Putih Biru

 

Seorang gadis berusia 12 tahun bernama Alaska bertemu dengan cinta pertamanya di bangku kelas 1 SMP yang bernama Argana, mereka bertemu tanpa sengaja, awal mula Alaska menyukai kakak ketua OSIS yang bernama Argana secara diam diam.

Alaska selalu memandangi Argana dengan tatapan penuh kagum dan rasa ingin memilikinya, ia jatuh cinta karena Argana begitu gagah, tampan, dan juga cerdas di bidang akademik maupun non akademik. Pertemuan pertama Alaska dan Argana membuat Alaska jatuh cinta pada pandangan pertama, Alaska setiap harinya mengatakan bahwa "tak mungkin ku memilikinya dan tak mungkin juga ia menyukai ku". ucap Alaska dengan penuh rasa tak percaya diri.

Kemudian hari Alaska memulai komunikasi pertama kalinya dengan kak Argana, namun respon Argana yang begitu cuek dan seakan-akan tidak peduli pada Alaska, tak membuat Alaska menyerah begitu saja, ia melakukan berbagai cara untuk meluluhkan hati Argana.

Waktu demi waktu Alaska berhasil membuat Argana menjadi luluh padanya karena sikap Alaska yang begitu lembut. Argana pun mulai merespon dengan baik Alaska sepenuh hati.. 

Esoknya Alaska pun menutuskan untuk mengutarakan perasaannya yang selama ini ia simpan rapat rapat kepada Argana.

"Ka Argana... aku ingin bicara padamu sebentar saja, apakah boleh?"

ucap Alaska dengan pipi merahnya itu..

"ya boleh saja, silahkan"

ucap Argana dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Sebenarnya aku sudah lama menyimpan rasa ini, namun aku malu ingin mengutarakanya karena seorang aku mungkin tak pantas untuk mu kak, aku sudah lama menyukaimu"

"maaf sudah lancang kak" ucap Alaska dengan penuh rasa cemas dan gelisah.

Lalu Argana pun memegang tangan Alaska dan berkata

"Ka.., aku juga sebenarnya suka padamu, sejak lama.. yang bikin aku sangat tertarik padamu yaitu kamu sangat berbeda dari adik kelas yang lainya, kamu terlihat dewasa, cantik dan tak banyak bicara..

namun aku menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaanku, tetapi sekarang sudah kamu duluan yang bicara padaku.."

"Sekarang... maukah kamu jadi pacarku?"

ucap Argana sambil menahan rasa malu dan cemas

"I-iya aku mau banget kak"

ucap Alaska sambil tersenyum lebar pada argana.

Akhirnya mereka berdua pun saling mengutarakan perasaan yang selama ini mereka simpan rapat rapat..

Gogoda


 


Gogoda

Penulis: Ulfa Renita
Kelas   : 9G
Pengurus OSIS Sekbid 8


Dina hiji poé, aya dua anak adam anu rék nyampeur babaturanna. Maranéhna téh deukeut kacida. Nepikeun ma sagala gé di pigawé babarengan. Siga ayeuna, maranéhna rék ngilu pesantrén kilat anu aya di kampung na. Da emang ayeuna téh keur bulan suci, maranéhna boga kahayang ngalobaan ibadah dina bulan suci ieu babarengan.

"Yusman, hayu ngaji!" ceuk si Asep jeung si Fahri nyampeur babaturanna, si Yusman.

"Eh jang, Yusman mah tos angkat, bieu." Ngadangu sora indungna si Yusman nu ngomong, maranéhna buru-buru ka Musholla, da waktosna tos masuk.


Pas maranéhna nepi ka Mushala, maranéhna teu nempo si Yusman. Maranéhna téh atuh bingung, maénya wé indung na si Yusman ngabohong. Maranéhna sapakat, geus balik ngaji rék néang si Yusman bari rék ulin langlayangan.

"Ngabatalkeun puasa dina bulan Ramadhan hukumna haram jeung mangrupakeun dosa besar. Lamun kaadaanna teu jiga anu udhur, musafir atau dina perjalanan, nu hamil, nu menyusui, lansia, pekerja berat, jeung awéwé anu haid jeung nifas. Anu salianti éta, haram hukumna." Ustadzah di pangajianna nerangkeun, Si Asep jeung si Fahri téh ngaregepkeun, komo deui ayeuna ngabahasna pasal pikeun puasa. Geus baralik ngaji, maranéhna duaan buru-buru néang si Yusman.


Di sisi nu séjén, si Yusman kérék rék indit ngaji. Si Yusman leumpang lalaunan bari ngelus-ngelus patuanganna na. Ehh, pas si Yusman leumpang, Ceu Siti totorojol kaluar ti warungna.

"Yusman, Yusman, kadieu!" Si Yusman bingung, manéhna buru-buru nyampeurkeun si Bu Siti.

"Aya naon, Ceu? Ieu abdi téh tos telat, bade ngaos. Bieuna ka jamban heula Ceu, nyeuri patuangan." ceuk si Yusman bari ngusap-ngusap patuangan manéhna.

"Nyantai wé Man, tingali heula Euceu boga naon." 

"Emang Euceu boga naon?" 

Ceu Siti asup ka warungna. Teu lila, manéhna kaluar jeung samangkok dimsum di pananganna. Samangkok dimsum éta di simpeun di paharepeun si Yusman nu diuk di warungna Ceu Siti.


"Tah ieu téh ngaranna dimsum, Euceu rék ngajual ieu didieu. Sabab didieu mah euweuh nu ngajual nu aranéh siga kieu. Ieu mah gratis lahh keur Yusman mah, sebagai tester. Gratis tis tis!" ceuk si Ceu Siti sumanget.

"Eh Euceu pan puasa abdi mah!" Si Yusman buru-buru ngiserkeun si mangkokna.


"Moal aya nu apaleun, Man. Buru, engké mah moal gratis. Ke tarawéh balik deui kadieu, promisiin ka balad heem?"

Si Yusman téh bingung, manéhna inget keur puasa, tapi di sisi lain manéhna gé lebar da gratisan. Si Yusman téh bingung, tapi tungtungna mah di dahar si dimsum téh. Saprak sababaraha menit, si Asep jeung si Fahri totorojol.

"Astaghfirullah, Yuman! Cageur? Ari manéh keur naon?!" ngadangu sora babaturanna na, si Yusman panik kacida. 

"Kéla Man, dangukeun heula!" 

"Gandéng! Ayeuna mah lain balad deui. Hampura wé, euweuh balad nu ninggalkeun baladna kalaparan kieu, ari manéhna wareg. Mikir wé! Can dahar deui ti subuh!"

"Astaghfirullah.. Yusman! Manéh tadi ngaji, lin? Ceuk Ustadzah gé haram jeung dosa, ari maranéh!" si Adam nu tatadi cicing, kérék nimbrung, da manéhna gé bingung.

"Tong loba omong, diuk wé!" ceuk si Yusman.

"Ceu, ngadamel deui dua!" 


Maranéhna dahar dimsum éta, teu inget kana naon nu geus di ajarkeun di pangajian. Maranéhna dahar nepi ka sabaraha mangkokna, maké uang jajan keur infaq di Mushala. Maranéhna sangking nikmatna dahar, teu nyadar geus aya indungna si Yusman di tukang. Indungna si Yusman ngajéwér si Yusman satarikna.

"Aaww! Mamah!" jerit si Yusman.

"Maranéh téh rék jadi naon? Rék jadi seuneu naraka? Yeuh, éling. Indung maranéh téh méré bekel keur infaq, lain keur jajan. Rék naon atuh ngaji ari teu di terapkeun mah? Teu nyaah ka kolot? Rék euweuh jelema gé, Allah mah ningali!" Maranéhna tiluan menang ceramahan ti indungna si Yusman. Indungna si Yusman datang jeung adi na si Yusman, jadi si Yusman apal biangkerokna saha.


Saprak ti dinya, maranéhna ngaji téh bener. Tara deui ngabohongan diri sorangan jeung kolot. Maranéhna tara ngadangukeun setan-setan nu siga Ceu Siti kamari. Maranéhna percaya, sakur-sakur kumaha waé nyumput gé, Allah mah nyaho.

Pelukan Luka


Pelukan Luka

Penulis : Qiana Nadila Gertine
kelas    : VIII H 


  Seorang gadis berusia dua belas tahun berjalan dengan ceria seusai pulang sekolah sambil memeluk buku-buku yang baru setiap pinjam dari perpustakaan ia melompat-lompat kegirangan.

BUGH! 

Gadis itu terjatuh dan buku-buku yang dipegangnya berserakan. 

"Dasar miskin! yatim!" teman temannya tertawa. "Lemah, yok guys cabut" Mereka meninggalkan gadis itu sendiri "Bunda.. Luna capek" tetes demi tetes embun bening jatuh berderai membasahi pipinya tanpa jeda.

"Assalamualaikum bunda" Luna memasuki rumah yang begitu sederhana. "Waalaikumussalam, Sayang udah pulang nak? Gimana sekolahnya ?" Renatta mengelus surai rambut putri semata wayangnya, Luna langsung memeluk tubuh sang bunda. "Bunda Luna c-capek" ucap Luna terisak, tak ada jawaban sama sekali. "B-bunda?" Kesadaran Renatta hilang begitu saja, Renatta tergeletak dipelukan sang anak yang penuh luka. Luna berdiri menatap dengan sorot penuh luka ke arah brankar, selimut putih yang menutupi sang bunda dan tak menampakan hembusan nafas.

Beberapa tahun kemudian...

 Seorang wanita yang sedang menatap batu nisan dan jas putih yang melekat pada tubuhnya "Bunda.. Luna berhasil jadi dokter, Luna bisa karna do'a bunda dulu, bunda pasti udah tenang ya disurga sama ayah ? Aku pasti bakal do'ain bunda terus, aku sayang bunda dan ayah".

Lukisan

Lukisan karya dari Naya kelas 7G

 

Suka bukan berarti harus memiliki


Suka bukan berarti harus memiliki

Penulis: Naira Hilmiyah
Kelas   : 8H

Di suatu hari terdapat seorang gadis berusia 15 tahun... Yang bernama rina Ia tinggal bersama ibu dan ke 2 adik nya.. Karna ayah nya sedang bekerja yang jauh dari tempat tinggal mereka... Namun hubungan rina dengan ibu nya tidak cukup baik.. Bahkan mereka saling tidak perduli satu sama lain

Dan masalah di antara mereka sangat lah banyak

Hingga akhirnya rina prustasi dan hampir saja bunuh diri.. Namun.. Ke prustasi an itu hilang saat rina sudah menemukan kebahagiaan nya sendiri walaupun hanya sebatas halu.. Rina pun menemukan salah satu boy band Korea yang menurutnya adalah kebahagiaan untuk nya... Walaupun ia tau bahwa dia tidak bisa memiliki boy band Korea tersebut.. Namun rina tidak perduli akan hal tersebut. Karna menurut rina mengenal mereka saja sudah cukup membuat rina bahagia dan hari hari nya juga jadi lebih indah dan berwarna

Pesan yang di sampaikan :

Kamu boleh menangis tapi tidak untuk menyerah karna masih banyak orang yang bisa membuat mu bahagia walau tidak bisa untuk di miliki