Mading Digital

NESAMA

JALAN TOBAT TUKANG MALAK


JALAN TOBAT TUKANG MALAK

 

 

 

 

BY : MUHAMMAD FADHIL NURHIKAM


Pada suatu hari, hiduplah seorang remaja laki laki yang bernama Fahri yang suka memalak teman temannya di sekolah. Fahri tinggal di

Provinsi Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Garut. Fahri tinggal bersama ibunya yang bernama Ende dan ayahnya yang bernama Ijang.

 

 

Pada saat Fahri masih kelas 1 SD sampai kelas 1 SMP, Fahri terkenal sebagai anak yang baik, rajin dan pintar, ia selalu ranking pertama dan menjadi juara umum tetapi semuanya berubah pada saat Fahri memasuki kelas 2 SMP, Fahri salah pergaulan karena teman sekelasnya anak anak yang nakal, sejak kelas 2 SMP lah Fahri menjadi anak yang nakal, Fahri sering bolos pada saat jam pelajaran, merokok, mencuri barang barang temannya, makan lima gorengan ngakunya cuma makan satu, dan lain sebagainya. Ranking Fahri pun menurun yang asalnya ranking pertama menjadi ranking ke dua puluh lima dan tidak menjadi juara umum lagi.

 

 

Ibu Ende atau ibunya Fahri pun kesal pada saat pembagian rapor, ia bertanya kepada wali kelasnya, kenapa kok anak saya menjadi seperti

ini padahal dulu dia pintar dan rajin dan selalu ranking 1 dan juara umum sekarang kenapa menjadi ranking kedua puluh lima di kelasnya dan

tidak juara umum lagi. Wali kelasnya pun menceritakannya bahwa semenjak Fahri duduk di kelas 2 SMP Fahri menjadi siswa yang nakal suka sekali bolos saat jam pelajaran berlangsung.

 

 

Mendengar itu ibu Ende pun kesal kepada Fahri kenapa jadi kayak begini, pada saat ibu Ende sampai di rumah ia langsung mendatangi kamar Fahri dan langsung menarik Fahri keluar kamar dan

membawanya ke ruang tamu, di situ Fahri langsung dimarahi oleh kedua orang tuanya habis habisan karena jadi nakal dan terkena pergaulan bebas.


Saat memasuki kelas 3 SMP, Fahri menjadi semakin nakal apalagi ia sekelas dengan anak yang sangat nakal, teman laki laki sekelasnya itu sering masuk ke bk karena kenakalannya, semenjak itu Fahri berteman dengan keempat orang yang bernama Ardan, Reza, Fajar, Ariel. Fahri selalu disuruh oleh keempat temannya itu untuk memalak teman perempuan sekelasnya, dengan cara mengambil tas, kaca, buku, bedak, bahkan pensil dan pulpen pun diambil oleh Fahri dan jika teman perempuannya ingin barangnya kembali harus membayar dengan uang, nominalnya dua ribu rupiah sampai dengan lima ribu rupiah.

 

 

Karena jika ia tidak patuh dengan keempat temannya itu ia akan dipukul. Tetapi tetap saja, Fahri tetap dipukul oleh teman perempuan yang barangnya diambil oleh Fahri, teman perempuan yang memukul Fahri diantaranya ada Zahwa, Salva, Febi, Anisa, Sisil, dan Alfi. Mereka kesal karena barangnya selalu diambil oleh Fahri, karena itulah Fahri disebut dengan julukan si pemalak dan si tangan panjang.

 

 

Pada saat memasuki kelas 1 SMA, Fahri menjadi semakin nakal dan liar ia mulai mencuri rumah orang, mabuk mabukan, main judi, dan jika di sekolah ia masih sama yaitu melakukan pemalakan, akan tetapi pemalakannya lebih parah dari pada saat Fahri masih duduk di bangku SMP, saat SMA ia mengambil barang orang di kelasnya sendiri dan di kelas orang lain dan jika ingin barang nya dikembalikan mereka harus ditebus dengan uang. Fahri pun di DO oleh sekolahnya karena

kasusnya sangat parah dan sudah tidak bisa ditangani oleh guru guru di

SMA.


Pada saat usia Fahri sudah 19 tahun ibunya Fahri yaitu Ende binti Agus meninggal dunia tepatnya pada hari Jumat tanggal 4 Oktober tahun 2024 pada pukul lima subuh. Mendengar kabar itu Fahri pun merasa sedih karena ditinggal oleh orang yang paling ia sayangi dan cintai, dan Fahri pun menyesal karena menjadi anak yang nakal, yang suka mabuk mabukan, main judi, dan tidak dapat diatur, ayahnya pun memberikan surat wasiat kepada Fahri yang ibunya titipkan saat masih hidup kepada ayahnya karena ibunya terkena sakit kanker paru paru stadium akhir dan hidupnya tidak lama lagi. Pada saat Fahri membuka surat wasiatnya itu ia membaca nak kamu tobat ya jangan jadi anak yang suka mabuk mabukan, bermain judi, dan yang lainnya ya, karena jika kamu terus begitu ibu akan tersiksa di alam kubur nak, emangnya kamu mau melihat ibumu ini tersiksa di alam kubur, dan jangan lagi kamu meninggalkan solat lima waktu ya nak, kembalilah ke jalan yang benar. Fahri yang membaca surat wasiatnya itu pun langsung menangis sejadi jadinya dan Fahri pun menuruti kemauan terakhir ibunya yaitu untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

 

 

 

Fahri pun kembali ke jalan yang benar sedikit demi sedikit, ia sekarang sering bangun jam tiga pagi untuk melaksanakan sholat tahajud dan membaca alquran sambil menunggu azan subuh berkumandang, pada saat azan subuh berkumandang Fahri pun segera berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah, setelah itu Fahri pun melakukan sedekah subuh dan memasukkannya ke dalam kotak amal yang ada di dalam masjid, pada saat pukul delapan pagi ia pun melaksanakan sholat dhuha, setelah sholat dhuha Fahri pun berangkat dari rumahnya untuk mencari pekerjaan yang halal, tetapi ia tetap saja tidak mendapatkan pekerjaan dikarenakan ia hanyalah lulusan SMP

saja, makanya sangat susah sekali untuk mencari pekerjaan.


Fahri pun pamitan kepada ayahnya untuk mencari pekerjaan di Kota Jakarta, sesampainya ia di Jakarta ia pun langsung mencari pekerjaan di rumah sakit terkenal di Jakarta dan ia pun diterima walaupun hanya sebagai ob saja, tetapi gajinya juga sangat lumayan setara dengan umr Bandung yaitu sekitar empat juta rupiah, Fahri pun hidup bahagia di Jakarta walaupun hanya sebagai ob saja.

 

 

 

~BERSAMBUNG~

0 Komentar:

Posting Komentar